Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty
Natalegawa, menolak menyebut langkah kebijakan kerja sama perdagangan Indonesia
sebagai penyebab kebangkrutan para peternak sapi di Australia terutama bagian
utara. "Terlalu jauh untuk
mengatakan bahwa Indonesia sudah membuat peternak sapi
Australia bangkrut,"
kata Marty di kantornya di Jakarta.
Menurut Marty, pendekatan kerja
sama ekonomi sudah prinsip dasarnya adalah saling menguntungkan supaya bisa
bertahan lama. Oleh karena itu, Indonesia dalam hubungan ekonomi dengan
Australia terkait produk daging sapi pada beberapa tahun terakhir menyampaikan
pendekatan bukan saja berbentuk perdagangan melainkan juga investasi. "Indonesia tentunya berkeinginan untuk
membangun industri peternakan sapi serta kapasitas pedagangnya juga,"
ujar Marty.
"Oleh
karena itu, kepada pihak Australia kami mengundang mereka untuk bukan hanya
berdagang tetapi juga bedin ekstasi dan secara bersamaan meningkatkan kapasitas
peternakan sapi di Indonesia," kata dia menambahkan.
Media Australia, ABC, sempat
melaporkan berita terkait krisis yang melanda peternak sapi di beberapa bagian
Australia dan menyebut kebijakan penghentian ekspor daging ke Indonesia pada
2011 serta rencana swasembada daging oleh pemerintah Indonesia sebagai salah
satu penyebabnya.
Sebelumnya, Menteri Pertanian
negara bagian Queensland, John McVeigh, sempat berada di Jakarta bersama
Menteri Industri Primer Wilayah Utara Australia untuk melobi pemerintah
Indonesia berkaitan pemulihan perdagangan ternak.
"Larangan
sementara perdagangan ekspor ternak dua tahun lalu oleh pemerintah Partai buruh
menimbulkan keprihatinan dan kebingungan di kalangan mitra-mitra Indonesia
dalam industri daging sapi,"
kata dia sebagaimana dilaporkan ABC.
Sementara itu, Menteri Pertanian
(Mentan) Suswono pada awal bulan lalu menyatakan optimis swasembada daging bisa
tercapai pada 2014. Meskipun demikian, Mentan belakangan menyatakan Perum Bulog
bakal melakukan impor daging untuk menstabilkan harga di pasar khusus untuk di
DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Sudah
disetujui daging impor untuk operasi pasar yang tentunya masuk ke pasar hanya
untuk DKI (Jakarta) dan Jawa Barat," kata Suswono.