Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) sebagai home base para
penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan di tingkat kecamatan dan sebagai
tempat bagi petani untuk mengakses informasi teknologi. Pengorganisasian
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat pedesaan terpusat pada BPK,
yang bertugas menyelenggarakan penyusunan programa dan kegiatan penyuluhan bagi
keluarga tani agar bertani lebih produktif, berusaha tani yang lebih
menguntungkan dan hidup yang lebih sejahtera.
BPK Bontocani sebagai salah satu wadah dan sarana bagi petani dan kelompok tani
wilayah Bontocani dalam mengakses informasi dan teknologi salah satunya dengan
melakukan identifikasi potensi wilayah dari masing-masing Desa, maka akan
diperoleh suatu hasil gambaran keadaan baik dari sumber daya manusia, sumber
daya alam, sumber daya ekonomi, dan sumber daya sosial yang ada. Kegiatan
identifikasi ini dilakukan dengan pertemuan pelaksanaan PRA (participatory
rural appraisal). Metode PRA ini adalah penilaian/pengkajian/penelitiaan
keadaan desa secara partisipatif. Maka dari itu, PRA adalah cara yang digunakan
dalam melakukan pengkajian/penilaian/penelitian untuk memahami keadaan atau
kondisi desa/wilayah/lokalitas tertentu dengan melibatkan partisipasi
masyarakat.
Syarkawi, SPd, MH (Kepala BPK Bontocani), menyatakan bahwa
PRA merupakan metode, teknik dan pendekatan pembelajaran mengenai kondisi dan kehidupan
desa/wilayah/lokalitas dari, dengan dan oleh masyarakat sendiri dengan catatan
: (1) Pengertian belajar, meliputi kegiatan menganalisis, merancang dan
bertindak; (2) PRA lebih cocok disebut metode-metode atau pendekatan-pendekatan
(bersifat jamak) daripada metode dan pendekatan (bersifat tunggal). “PRA memiliki beberapa teknik yang bisa kita
pilih, sifatnya selalu terbuka untuk menerima cara-cara dan metode-metode baru
yang dianggap cocok.” Ujarnya saat melepas para penyuluh wilayah kec.
Bontocani melakukan Identifikasi Potensi Wilayah di desa masing-masing
Saat melakukan IPW, Penyuluh Pertanian Desa Bana, Y.A. Yahya
menjelaskan kepada ketua-ketua kelompok tani, tokoh masyarakat serta aparat
desa bahwa pengertian PRA adalah metode pendekatan yang mendorong masyarakat di
suatu wilayah untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan
mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat
rencana dan tindakan. Pelaksanaan PRA di desa Bana, dilaksanakan selama 2 hari
dengan peserta 34 orang dan dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang dengan cara menyusun instrumen PRA Antara lain membuat
Peta potensi Sumber daya, transek, diagram venn, kalender musim, dan lain-lain.
Marzuki, Ketua Gapoktan “Taro Ada”, sangat mengapresiasi
kegiatan IPW ini karena hasil kegiatan ini bisa memberikan gambaran keadaan
baik dari sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya ekonomi, dan
sumber daya sosial yang ada. “masyarakat
petani bisa lebih tahu tentang wilayah dan kondisi mereka, baik itu bidang
tanaman pangan, peternakan, perkebunan maupun kehutanan “ ujarnya
didampingi PPL bersama-sama dalam penyusunan IPW yang kemudian dielaborasi dalam programa
penyuluhan pertanian tingkat desa.