Flu Babi (Pig Influenza, Swine Influenza)
itu Apa? itulah pertanyaan yang ada dibenak kita mengenai apa dan bagiamana flu babi itu. Olehnya itu kami Diorama Penyuluhan Pertanian akan sedikit mengulas tentang judul diatas.
Flu Babi disebabkan oleh Virus Influenza
Type A
Flu babi (pig influenza, swine influenza)
adalah penyakit yang menular melalui hubungan pernafasan yang disebabkan virus
influenza Type-A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3. Gejala yang
ditimbulkan virus ini pada manusia yang terjangkit adalah demam, muntah-muntah,
batuk, kekakuan sendi, tubuh lemas, terjadinya lendir pada hidung dan mata,
serta menimbulkan kematian.
Flu Babi dapat Menulari Manusia
Flu Babi (Pig Influenza, Swine Influenza)
menginfeksi manusia umumnya terjadi pada orang-orang yang kontak langsung
dengan babi, bahkan ada juga ditemukan kasus penularan dari manusia ke manusia.
Serupa seperti penularan flu burung pada manusia, flu babi tidak dapat menular
pada manusia bila menkonsumsi daging babi yang telah dimasak dengan benar, tapi
virus ini dapat menular kepada manusia yang melakukan kontak langsung dengan
babi.
Virus flu babi (pig influenza, swine influenza) umumnya endemik menular pada babi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa virus ini juga dapat menular pada manusia dan unggas. Virus H1N1 kebal terhadap obat anti flu seperti amantandine dan rimantandine. Namun zat aktif obat anti flu burung Tamiflu yaitu oseltamivir dan zat aktif obat anti influenza A, zanamivir, efektif mengatasi gejala flu babi pada manusia.
Virus flu babi (pig influenza, swine influenza) umumnya endemik menular pada babi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa virus ini juga dapat menular pada manusia dan unggas. Virus H1N1 kebal terhadap obat anti flu seperti amantandine dan rimantandine. Namun zat aktif obat anti flu burung Tamiflu yaitu oseltamivir dan zat aktif obat anti influenza A, zanamivir, efektif mengatasi gejala flu babi pada manusia.
Flu Babi diduga Variansi Virus Flu Burung
(H5N1)
Flu babi telah menjadi perhatian utama di
California (AS), dimana beberapa kasus telah ditemukan. Menariknya atau
barangkali hal yang mengerikan, influaensa babi (H1N1) sebenarnya suatu variasi
flu burung (H5N1). Virus-virus dapat mengalami mutasi, beradaptasi untuk
bertahan hidup dalam berbagai kondisi, terkadang terjadi penggabungan dengan
virus-virus lainnya, merupakan suatu proses yang dapat menciptakan virus-virus
lebih hebat, kuat, dan mematikan dari turunan sebelumnya. Babi dianggap cukup
rentan terhadap virus burung maupun manusia. Mamalia ini diperkirakan juga
tempat terbaik bagi pertukaran atau kombinasi gen antarvirus yang mengarah pada
terbentuknya tipe virus baru yang lebih mematikan dan mudah menyebar
antarspesies.
Ketakutan yang berkaitan dengan H5N1 (flu
burung), bahwa proses mutasi virus tersebut dapat menular dalam skala yang
lebih luas melalui manusia. Babi-babi bisa ditulari virus-virus influensa yang
berasal dari manusia dan burung, dan membuka kemungkinan riil terjadinya
gabungan dan mutasi pada tubuh babi yang membentuk suatu virus influensa yang
lebih hebat serta mampu menyebar pada populasi manusia. Virus ini dikuatirkan
bisa menyebar lebih muda di antara manusia dibandingkan dengan flu babi yang
melompat dari babi ke manusia pada masa lalu. Fakta ini membuat banyak orang
khawatir, jika meledak, wabah ini menjadi pandemi karena sejarah telah
membuktikan betapa berbahayanya wabah yang satu ini.
Perkembangan Pandemi Virus Flu Babi
Flu Babi pernah Mewabah Tahun 1918
Pada tahun 1918 flu babi pernah mewabah
secara mendadak di Brest (Prancis), Boston (Amerika Serikat) dan Freetown
(Sierra Leone), merupakan wabah penyakit yang mematikan dengan tingkat kematian
yang terjadi mencapai 80%. Pandemi flu babi itu menewaskan 20-50 juta orang di
seluruh dunia.
Pandemi flu babi dimulai dengan penyakit
ringan yang muncul pada musim semi 1918, diikuti gelombang yang lebih mematikan
pada enam bulan kemudian. Para ilmuwan berspekulasi bahwa sesuatu telah terjadi
pada virus tersebut setelah gelombang pertama. Salah satu teori menduga bahwa
virus itu menginfeksi babi atau mamalia lain dan bermutasi sebelum kembali
menginfeksi manusia dalam bentuk yang lebih mematikan.
Infeksi Flu Babi berdasarkan Pemantauan
CDC
Wabah Flu Babi di Meksiko
Di Meksiko, wabah penyakit flu babi di
semakin meluas. Menteri Kesehatan Meksiko, Jose Angel Cordova, Senin (27/4),
melaporkan jumlah korban tewas akibat virus H1N1 (flu babi) telah bertambah
menjadi 149 orang. Dari jumlah ini, baru 20 yang telah dikonfirmasi terjangkit
virus flu babi. Sedangkan sisanya masih menanti hasil uji laboratorium. Warga
yang dirawat di rumah sakit dengan gejala pneumonia sejak merebaknya virus flu
babi 13 April silam, kini mencapai 2.000 orang. Dari jumlah ini, 776 orang
masih dirawat di rumah sakit.
Selain Meksiko, sejumlah negara turut melaporkan temuan kasus flu babi di negara mereka. Amerika Serikat, misalnya, mencatat 41 orang telah terjangkit virus flu babi. Sebanyak 28 di antaranya adalah pelajar salah satu sekolah di New York. Selain AS, Kanada dan Selandia Baru turut melaporkan terjangkitnya warga mereka.
Selain Meksiko, sejumlah negara turut melaporkan temuan kasus flu babi di negara mereka. Amerika Serikat, misalnya, mencatat 41 orang telah terjangkit virus flu babi. Sebanyak 28 di antaranya adalah pelajar salah satu sekolah di New York. Selain AS, Kanada dan Selandia Baru turut melaporkan terjangkitnya warga mereka.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Rabu, 29
April 2009, menaikkan tingkat siaga wabah flu babi ke Fase 5, yang menunjukkan
wabah penuh tak terelakkan. Fase 5 ditandai oleh penyebaran virus tersebut dari
manusia ke manusia ke minimal dua negara di satu wilayah.
Sumber : http://www.pennywellfarm.co.uk;
hubpages.com; liputan6.com