“Siapa bilang daging kambing panas, bikin darah tinggi,
kolesterol juga, lho!? Daging kambing sama saja dengan daging sapi.”
Mitos yang popular di masyarakat
menyebabkan sejumlah orang was-was saat menikmati daging kambing. Padahal
sebenarnya mitos itu tidak terlalu benar.
Mitos lain yang beredar khusunya
dikalangan kaum pria mengatakan daging kambing bisa meningkatkan libido pria.
Apalagi sate kambing yang disantap dengan ‘torpedo’nya
serta ditemani segelas bir. Wah, istri-istri akan sibuk ‘melayani’ suaminya pada malam harinya setelah suami-suami mereka
menyantap menu khas ini.
Namun, lagi-lagi kebenaran mitos ini
tidak dapat dibuktikan secara medis. Pasalnya libido seseorang, terutama kaum
Adam, selain dipengaruhi keadaan psikologinya juga dipengaruhi oleh kadar
hormon testoteronnya. Memang ada beberapa penilitian yang membuktikan bahwa
terdapat senyawa yang mirip dengan hormon seks pria dalam daging kambing. Namun
apakah itu yang menyebabkan peningkatan libido kaum pria setelah menkonsumsinya
masih belum ada penjelasan yang memuaskan. Sedangkan ‘torpedo’ kambing memang gudang hormon seks penjantan mungkin saja
ada benarnya dapat meingkatkan libido pria. Kendati demikian, hal ini masih
membutuhkan pembuktian lebih lanjut.
Yang pasti, daging kambing yang
tinggi nilai kalorinya itu, apalagi ditambah asupan kalori dari bir atau
minuman beralkohol lainnya, akan menambah semangat pria. Ditambah lagi dengan
adanya kepercayan seperti itu. Maka, yang bertambah bukan libidonya, melainkan,
sensasi sensualnya akibat sugesti tadi. Jadi, karena sensasi itulah, seseorang
menjadi tambah bergairah.
Memang benar daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lumayan tinggi. Namun kandungan lemak tak jenuhnya tidak lebih tinggi dibanding daging bewarna merah lain seperti daging sapi atau daging babi.
Memang benar daging kambing memiliki kandungan lemak jenuh yang lumayan tinggi. Namun kandungan lemak tak jenuhnya tidak lebih tinggi dibanding daging bewarna merah lain seperti daging sapi atau daging babi.
Sebagai perbandingan, berikut
komposisi lemak dan kolesterol beberapa daging per 100 gram.
Daging
Lemak total daging kambing tampak
dengan sangat jelas lebih rendah dibandingkan daging ayam, sapi dan babi.
Selain itu kandungan kolesterolnya pun kurang lebih sama dengan yang lain. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa daging kambing tidak lebih buruk dibanding
daging-daging lainnya.
Ketakutan yang belebihan tidaklah
perlu. Mati sehabis makan sate kambing pun tidak terbukti secara medis. Jadi
kabar itu mitos belaka. Hal ini boleh melegakan para penggemar daging kambing.
Daging kambing memiliki nilai SDA
(specific dynamic action) yang lumayan tinggi, jadi bagi mereka yang sedang
menjalankan ‘tiger diet’ tentu hal ini menggembirakan pula. Artinya, walaupun
daging kambing memiliki kalori yang tinggi, namun untuk mencernakannya,
diperlukan kalori yang tinggi pula, jadi bisa dikatakan lumayan seimbang.
Apa yang dimaksud dengan daging
kambing itu panas oleh masyarakat sebenarnya mungkin hanya kepercayaan
masyarakat saja. Yang pasti bumbu-bumbu yang dipakailah yang membuat ‘panas’
bukan kandungan lemak dan kolesterolnya.
Walaupun demikian, apa bila
dikonsumsi berlebihan, tetap saja tidak baik. Walaupun kadar asam lemak jenuh
dan kolesteronya kurang lebih sama dengan daging-daging lainnya, namun kalau
dikonsumsi berlebihan, tetap saja akan mempertinggi resiko terkena berbagai
penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, hiperkolesterolemia. Apa lagi,
dalam setusuk sate kambing, untuk menambah kelezatannya, juga terdapat lemak
(gajih). Pada sop kambing, selain daging dan lemaknya, juga dimasukan jeroan
seperti usus, babat yang notabene adalah sumber kolesterol. Nah, hal inilah
yang perlu diperhatikan.
Sejatinya, daging kambing tidak
perlu dipantang, malah tergolong sehat dan sejajar dengan daging sapi ataupun
daging-daging lainnya. Namun, seperti makanan-makanan lainnya, perhatikan saja
jumlahnya.
Namun jangan terbawa senang dulu.
Pasalnya, jika Anda tidak berhati-hati dan sering melahap daging kambing,
apalagi’torpedo’nya, sambil ditemani minuman beralkohol berlebihan, alih-alih
meningkatnya gairah birahi Anda, salah-salah pembuluh darah menuju ‘torpedo’
Anda sendiri malah tersumbat.
Maka ditegaskan sekali lagi, jangan
mentang-mentang gurihnya daging kambing ditambah kabar bahwa kandungan lemak
dan kolesterol daging kambing sama saja seperti daging lainnya, Anda malah
terus-terusan mengunjungi warung sate saban malam demi ‘sensasi panas’.
Salah-salah, bukan gairah meningkat, yang ada malah urusan ranjang menjadi
berantakan.
Ditambah lagi resiko terserang
penyakit-penyakit kardiovaskuler yang seram-seram tadi, tidak mau, kan?
Sumber : http://www.articlesbase.com