Dari aspek geografis alamnya sangat mendukung untuk
pengembangan usaha perunggasan. Selain ketersediaan lahan dan air yang memadai,
kondisi iklim juga sesuai, sehingga bisa mendukung industri unggas. Dengan
produksi jagung dan kedelai yang tinggi sebagai bahan baku pakan unggas,
menjadikan fundamental bisnis unggas lebih kuat. Menyadari peran teknologi
dalam mendorong pertumbuhan industri unggas, dibangun pusat penelitian
perunggasan dengan ratusan pakar didalamnya. Lebih dari 400 temuan terkait
teknologi perunggasan dihasilkan untuk mendukung binis unggas.
Menyadari industri perunggasan dapat menjadi
kekuatan ekonomi, pemerintah menyediakan sarana transportasi, logistik,
infrastruktur dan penelitian yang memadai. Keinginan para pelaku usaha juga
memperoleh respon positif dari pemerintah. Industri unggas mampu menyerap 3,5
juta tenaga kerja langsung. Pola budidaya unggas 95 oeren mengadopsi sistem
budidaya terintegrasi, berupa kerjasama saling menguntungkan antara perusahaan
dan petani. Skala menjadi besar, sehingga biaya produksi bisa ditekan.
Kombinasi kerjasama yang baik antara pemerintah, pelaku usaha dan peternak
menjadikan industri unggas mampu menjadi peendorong pertumbuhan ekonomi.
Sayang ini terjadi di Brasil bukan di Indonesia.
Sumber: Kompas 31 Agustus 2013.