DIOLUHTAN. Pemerintah diminta lebih selektif dalam menyalurkan bantuan
pengembangan peternakan kepada petani atau peternak di daerah. Selain
berpotensi salah sasaran, potensi penyimpangan bantuan peternakan sangat bisa
terjadi.
Suradi, Ketua Kelompok tani Mabbarakkae, Kecamatan Patimpeng,
Kab. Bone, meminta kepada pemerintah baik pusat
atau daerah untuk lebih mengawasi distribusi dan pertanggungjawaban bantuan
yang diberikan kepada peternak. Apalagi beberapa tahun terakhir, pemerintah
gencar memberikan bantuan kepada peternak baik berupa bantuan hibah, bergulir
ataupun subsidi ternak.
"Kami minta pemerintah lebih selektif saat memberi
bantuan. Ini penting agar bantuan ini benar-benar tepat sasaran. Harus dicek
apakah kelompok ternak yang diberikan benar-benar ada. Kalau terbukti fiktif
jangan diberikan," katanya.
Patimpeng menjadi
salah satu kecamatan di Kab. Bone dengan jumlah peternak yang cukup banyak yang
mendapatkan sapi bantuan. Dari beberapa peternak yang ada di Patimpeng,
masing-masing peternak memelihara 2 ekor sapi. Sejumlah bantuan peternakan baik
hibah maupun subsidi bagi ternak sapi bunting juga pernah diterima oleh
peternak Patimpeng.
"Tahun 2011 kami mendapatkan bantuan ternak sapi betina.
"
ungkap Suradi yang dulu sempat menjabat pengurus kelompok peternak di desanya.
Pembelajaran di
masa lalu yang dialami peternak di desanya, membuat Suradi berharap kepada
pemerintah untuk lebih aktif menyosialisasikan berbagai program pengembangan
peternakan untuk peternak di pelosok daerah. Kejelasan informasi dan komunikasi
ini diharapkan dapat membantu peternak untuk bisa mengakses bantuan pemerintah
dalam bidang pengembangan peternakan.
"Selama ini memang informasinya terkesan
setengah-setengah makanya selain pemberian bantuan yang selektif, kami berharap
pemerintah lebih aktif memberikan informasi kepada kami. Termasuk yang kemarin,
tentang asuransi sapi untuk para peternak," katanya.
Sebelumnya
diberitakan, saat berkunjung ke Lokasi peternak penerima bantuan dua pekan
lalu, Pegawai dinas peternakan dan PPL peternakan, mengungkapkan bahwa Kementan
melalui Dirjen Pemasaran dan Kesehatan Hewan mengatakan, Kementan akan
meluncurkan secara resmi asuransi sapi bagi para peternak. Asuransi sapi ini
dilaksanakan dengan menggandeng perusahaan asuransi terkemuka. Tiap peternak
membayarkan premi sebesar Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu per ekor per bulan.
"Jika sapi itu mati karena sakit, maka peternak akan
mendapatkan Rp 10 juta bagi yang membayar premi Rp 200 ribu dan Rp 15 juta bagi
yang membayar premi Rp 300 ribu," jelasnya.
Selain asuransi
sapi, Kementerian Pertanian juga menyediakan program subsidi sapi betina
bunting sebesar Rp 500 ribu per ekor. Mekanisme untuk mendapatkan subsidi sapi
betina bunting ini diajukan lewat kelompok peternak. Program ini diberikan
pemerintah untuk mewujudkan program peternakan yang berkelanjutan.
Y.A.Y reportase