DIOLUHTAN-suluhtani. Budidaya
Minapadi yakni budidaya ikan dan tanaman padi yang dikerjakan dalam lahan yang
sama, kini menjadi salah satu alternatif usaha yang dapat memberikan nilai
tambah pendapatan bagi pembudidaya ataupun petani. Usaha budidaya minapadi ini
telah berkembang dengan cukup baik. Baik sebagai usaha pendederan ataupun
sebagai usaha pembesaran.
Ikan
yang dibudidayakan di dalam kegiatan minapadi ini antara lain ikan mas dan
nila. Namun, kini juga mulai berkembang usaha minapadi dengan mengusahakan
tanaman padi bersama dengan udang galah. Budidaya minapadi dengan komoditas
udang galah kini menjadi salah satu kegiatan yang digalakkan oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Perikanan Budidaya sebagai usaha
alternatif yang dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pembudidaya.
Usaha
perikanan budidaya dengan sistem minapadi menggunakan komoditas udang galah
yang biasa disingkat dengan nama Ugadi ini cukup menggiurkan. Potensi omset
usaha Ugadi lebih besar dibandingkan dengan usaha minapadi dengan komoditas
lainnya. Omset kegiatan usaha ini mencapai puluhan juta rupiah.
Ugadi
yakni budidaya udang galah berbarengan dengan tanaman padi pada prinsipnya
tidaklah berbeda dengan usaha minapadi dengan komoditas ikan mas dan ikan nila
yang telah dilakukan oleh pembudidaya. Bedanya hanya pada komoditas yang
dibudidayakan yakni udang galah. Minapadi yang dilakukan pada model ugadi ini
adalah minapadi dengan konsep minapadi tumpang sari yaitu dengan menanam padi
kemudian setelah umur padi 10 hari barulah dilakukan penebaran benih udang
galah dengan kepadatan tebar 5 ekor per meter persegi. Benih padi yang ditanam
adalah benih padi INPARI 13 yang memiliki masa pemeliharaan tidak jauh berbeda
dengan udang galah. Pemilihan bibit padi yang tidak jauh berbeda masa
pemeliharaan ini dimaksudkan agar pembudidaya dapat menikmati hasil yang
berlipat karena memiliki dua pendapatan dari penen udang galah dan tanaman
padi.
Perputaran
bisnis ugadi ini tidak memakan waktu yang lama. Pasalnya masa pemeliharaan
udang galah hanya berkisar 90 hari dengan menggunakan benih seukuran 6 – 8 gram
perekor. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa dari setiap panen dapat
dihasilkan sebanyak 100 kilogram udang galah dari 1.000 meter persegi areal
persawahan. Sementara padi yang dihasilkan mencapai sekitar 800 kilogram dari
1.000 meter persegi lahan sawah. Benih ditebar sebanyak 5.000 benih udang
galah.
Salah
satu syarat keberhasilan dan kesinambungan usaha perikanan budidaya adalah ketersediaan
benih. Masalah ketersedian benih tidak menjadi kendala karena saat ini benih
Udang galah tersedia melimpah. BBPBAT Sukabumi adalah salah satu pemasok benih
udang galah untuk kegiatan minapadi ini. Pada tahun 2012 telah diproduksi benih
udang galah sebanyak lima juta ekor benih dengan kualitas terbaik untuk
mendukung usaha ini. Kedepan, BBPBAT akan meningkatkan produksi benih udang
galah untuk lebih mendukung dan memperkuat usaha ugadi ini seiring dengan
digalakkannya usaha ini di tahun ini.
Masalah
pasar tidak usaha dipusingkan karena pasar untuk udang galah masih terbuka
sangat lebar. Permintaan udang galah dalam negeri saja cukup tinggi. Data
menunjukkan bahwa pasar udang galah di Jakarta membutuhkan setidaknya 2 ton
perhari. Selain Jakarta, daerah yang membutuhkan pasokan udang galah antara
lain Bali, Yogyakarta, dan Bandung. Total pasar udang galah mencapai 20 ton
perhari.
Setiap
tahun permintaan akan komoditas udang terus meingkat. Hal ini, seiring dengan
berkembangnya pariwisata di Indonesia dengan banyaknya kunjungan wisatawan
mancanegara sehingga kemudian banyak restoran-restoran yang menyediakan menu
udang galah ini. Selain itu, meningkatnya daya beli masyarakat Indonesia turut
mempengaruhi meningkatnya permintaan akan komoditas udang galah yang pada waktu
sebelumnya merupakan komoditas yang cukup mahal. Harga udang galah di pasar
domestik mencapai Rp. 50.000 – 60.000 ribu per kilogramnya. Harga ini bisa
menjadi berlipat-lipat jika sudah menjadi hidangan.
Selain
pasar domestik, udang galah juga diminati oleh warga mancanegara. Pasar udang
galah di luar negeri terutama adalah Thailand, Jepang dan cina daratan. Bagi
masyarakat tersebut udang galah merupakan menu yang sangat nikmat dan memiliki
nilai protein yang cukup tinggi. Infromasi yang didapat bahwa permintaan akan
udang galah saat ini cukup tinggi dan belum mampu memenuhi karena masih
kurangnya stok yang ada. Pedagang udang galah bahkan menyampaikan bahwa tidak
usah khawatir akan pasarnya karena pasti akan diserap pasar.
Dari
sisi pertanian, usaha Ugadi ini merupakan salah satu langkah guna
memininalisasi alih fungsi lahan padi. Seperti sudah banyak diketahui bahwa
banyak lahan padi yang berubah fungsi dan menggerus lahan sawah yang kemudian
mengancam ketahanan pangan nasional. Dengan adanya metode ini diharapkan alih
fungsi lahan sawah dapat berkurang dan dapat meningkatkan produktivitas
pembudidaya dan meningkatkan ketahan pangan nasional.
Dengan
metode Ugadi ini tidak hanya udang galah saja yang menjadi lebih sehat tetapi
juga mampu meningkatkan hasil panen tanaman padi. Saat ini rata-rata
produktivitas padi nasional masih berkisar 4,9 ton/ha. Sementara, melalui
sistem minapadi, produktivitas padi naik menjadi 7-8 ton/ha. Selain itu,
tanaman padi lebih sehat karena tidak perlu menggunakan bahan-bahan pestisida
dan bahan-bahan kimia berbahaya dan juga padi tidak mudah terserang hama
ataupun penyakit.
Pada
tahun 2012 Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki target luas lahan
minapadi sebanyak 200.000 ha. Sebanyak 1 % dari target tersebut adalah untuk
kawasan Ugadi yakni seluas 2.000 ha. Pada tahun 2011, luas lahan minapadi telah
mencapai 151.630 ha. Dari luasan minapadi tersebut komoditas yang dihasilkan
lebih didominasi oleh ikan mas dan ikan nila. Sementara udang galah masih
sangat minim padahal potensi pengembangannya sangat besar dan menjanjikan.
Guna
mendukung pengembangan budidaya minapadi dengan komoditas udang galah maka
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Ditjen Perikanan Budidaya telah
membuat kegiatan percontohan ugadi di Banjarnegara dan Sukabumi. Di
Banjarnegara, baru-baru ini telah dilaksanakan panen perdana udang galah
dikawasan minapadi seluas 1 Hektar khusus untuk Ugadi. Begitupun di daerah Sukabumi
juga sudah melakukan panen. Dengan keberhasilan kegiatan percontohan ini maka
Ugadi sangat layak untuk dikembangkan sebagai salah satu alternative usaha
perikanan budidaya.
Sumber : tribunnews.com