DIORAMA PENYULUHAN PERTANIAN-Manage. Peternakan di Indonesia harus mengubah strategi agar mampu
bertahan dan bahkan mampu bersaing dengan produk luar baik dalam memperebutkan
pasar nasional maupun pasar internasional. Dalam kaitannya dengan hal
tersebut di atas, penulis mengemukakan sepuluh dasar peternakan yang harus
dikembangkan dan diterapkan di Indonesia. Sepuluh dasar tersebut yang penulis
namakan Dasasila Peternakan telah diseminarkan di forum seminar nasional yang
diselenggarakan pada tanggal 17 Mei 2004 di Bengkulu. Konsep ini
meliputi hal-hal diantaranya adalah Sila keenam adalah penciptaan atau pekembangan teknologi tata
laksana berbasis peternakan berkelanjutan .
Penciptaan atau
pekembangan teknologi tata laksana berbasis peternakan berkelanjutan merupakan salah satu jabaran sila kedua. Artinya dalam kegiatan
usaha peternakan harus memperhatikan keserasian dan keseimbangan lingkungan
fisik. Kegiatan-kegiatan peternakan diupayakan menghasilkan dampak negatif
terhadap lingkungan yang paling rendah. Memang, hal ini memerlukan biaya yang
tinggi. Namun itulah yang seharusnya dilakukan oleh para pelaku peternakan.
Dewasa ini telah dilakukan penelitian-penelitian untuk mengurangi gas metan dan
gas amoniak. Gas metan dikenal sebagai salah satu gas rumah kaca yang berbahaya
bagi lapisan ozon, sedangkan gas amoniak dapat menimbulkan hujan asam,
menurunkan pH tanah dan air.
Dalam tatalaksana peternakan
berkelanjutan, maka pemeliharaan ternak diatur sedemikian rupa sehingga
menghasilkan produksi dan efisiensi produksi yang menguntungkan bagi peternak
tetapi menghasilkan polusi seminimal mungkin. Salah satu caranya adalah dengan
menyusun ransum yang bermutu baik, sehingga kemungkinan nutrisi tersebut
terbuang menjadi feses berkurang drastis. Hal ini akan mengurangi produksi
feses. Feses yang diproduksi dapat langsung diolah menjadi pupuk kandang pada
areal terpisah. Demikian pula limbah cair yang dihasilkan ternak dapat diproses
menjadi senyawa yang berguna bagi tanaman. Seperti diketahui urin ternak
mengadung banyak senyawa aktif untuk berbagai kepentingan, misalnya untuk
merangsang pertumbuhan tanaman karena urin mengandung hormon pengatur tumbuh.
(Prof. Ir. Urip Santoso, S.IKom.,
M.Sc., Phd – Jur. Peternakan, Fak. Pertanian, Univ. Bengkulu)