Kata SBY perihal Langka dan Mahalnya Kedelai
DIOLUHTAN Adminers
9/27/2013
Saya memantau masyarakat yang masih membicarakan soal kedelai, baik kurangnya pasokan ke pengrajin, maupun tingginya harga.
Dari 2,5 sampai dengan 3 juta ton kebutuhan kedelai di dalam negeri,
kita hanya menghasilkan 800 ribu ton. Hal ini berarti kita masih
kekurangan sekitar 65% lagi pasokan.
Produksi dalam negeri
kurang karena petani enggan menanam jika harganya kurang dari 7.000
rupiah/kg. Jika dijual di bawah harga itu, maka petani kedelai akan
rugi. Akibat pertambahan
penduduk, meningkatnya kelompok menengah dan meningkatnya daya beli
masyarakat, kebutuhan kedelai di Indonesia terus meningkat.
Ketika harga kedelai mencapai 7000 rupiah, petani kita mulai menanam
lagi. Tapi ini memerlukan waktu. Jadi tidak bisa serta merta kita
mengurangi impor kedelai. Negara produsen utama kedelai adalah
Amerika Serikat dan Brazil. Ketika ada gangguan iklim dan persoalan
global lainnya, harga kedelai dunia juga naik. Kebijakan dan
tindakan pemerintah adalah meningkatkan produksi dalam negeri. Untuk
sementara kekurangannya kita beli dari negara lain. Harga yang
kita tuju adalah harga yang bikin petani kedelai untung, tapi bisa
dijangkau oleh para pengrajin tahu dan tempe. Jangan ada yg dirugikan.
Saya harap para importer dan pedagang kedelai tidak melakukan hal-hal
yang membuat harga kedelai naik secara tidak wajar. Ingat rakyat kita. Saya telah perintahkan para Menteri untuk terus menjelaskan kepada
rakyat, mengapa harga kedelai tinggi dan apa yang pemerintah lakukan
untuk mengatasinya. *SBY*