Pemerintah diminta segera mengekang nafsu untuk terus
menambah utang di tengah ancaman pemburukan ekonomi nasional dan pelambatan
ekonomi global. Di samping penyerapan anggaran yang dibiayai utang tidak
optimal, penggunaan utang selama ini tidak produktif. Terbukti, pemerintah tidak mampu
menciptakan surplus anggaran untuk membayar kembali kewajiban utang. Selain
itu, penambahan utang saat ini akan memakan biaya yang lebih besar akibat
kenaikan ekspektasi imbal hasil (yield) obligasi negara.
Peneliti ekonomi pada Institute for Development of Economics
and Finance (Indef), Eko Listyanto, mengungkapkan hingga kini belum terlihat
langkah pemerintah mengendalikan utang. Padahal, dalam mengantisipasi
pemburukan ekonomi nasional belakangan ini, banyak strategi yang harus diubah.
"Memang tidak gampang harus kembali merevisi APBN, tapi
kalau memang rupiah berpotensi terus melemah tahun ini, maka pemerintah harus
mengaji ulang, apakah defisit anggaran akan lebih menambah beban," jelasnya.
Eko menegaskan jika realisasi anggaran hingga akhir tahun
tidak akan optimal, sebaiknya pemerintah menahan diri untuk terus menarik
utang. Apalagi, dengan adanya kenaikan BI Rate dan situasi ekonomi yang kurang
kondusif, tambahan utang akan meningkatkan yield obligasi negara.
"Untuk saat ini, seharusnya pemerintah mengoptimalkan
dari sisi penerimaan yang ada karena jauh lebih produktif untuk pembangunan
dibandingkan mengandalkan utang," papar dia.
Hingga akhir Juli 2013, utang Pemerintah Indonesia mencapai
2.102,56 triliun rupiah. Sedangkan jumlah utang pemerintah dalam dollar AS,
hingga Juli 2013, mencapai 320,48 miliar dollar AS. Tahun ini, pemerintah
berencana menarik utang baru 215,4 triliun rupiah untuk menutupi defisit
anggaran yang mencapai 224,2 triliun rupiah.
Eko menambahkan terdepresiasinya rupiah di atas asumsi
pemerintah menyebabkan anggaran utang bertambah. Idealnya, Kementerian Keuangan
harus segera mempertimbangkan risiko yang bisa diterima meskipun pemerintah
menganggap pelemahan nilai tukar rupiah baru 16 persen dan masih dianggap aman
untuk menarik utang.