Di Tanah Air, ada lebih dari 98%
ternak dikuasai oleh 6.5 juta peternak kecil dengan skala kepemilikan 2-3 ekor
per peternak. Ternak dipelihara di belakang rumah dan peternak memberi makan di
sisa waktunya setelah usaha pokoknya selesai. Hanya kurang dari 2% sapi
ternakan dikuasai perusahan ternak besar di Indonesia. Yang dipelihara pun sapi
bakalan dari Australia.
Sejak November 2012 lalu, harga
daging sapi naik hingga menembus angka di atas Rp.100.000 per kg. Padahal,
harga yang wajar menurut beberapa peternak adalah Rp 75.000 per kg. Berdasarkan
harga itu,sangat jelas konsumen di Indonesia paling dirugikan. Idealnya
konsumen membeli daging dengan harga murah, tetapi peternak tetap untung.
Kalau membuat harga daging murah
dengan bebas membuka keran impor daging dari Australia, peternak yang buntung
seperti kejadian pada tahun 2009 dan 2010. Jadi itu cara yang tidak pas. Perlu
dicari solusi agar terjadi keseimbangan yang menguntungkan peternak sebagai
produsen dan konsumen.
sumber: mul4dn0 |
editor: soeparno