Peningkatan produksi pangan
menjadi skala prioritas bagi pemerintah kota (pemkot) Parepare. Salah satu
caranya dengan memaksimalkan hasil produksi melalui pola tanam SRI (System of
Rice Intensification).
Tidak dipungkiri, Parepare merupakan
daerah di kawasan Ajatappareng yang memiliki sedikit areal persawahan.
Namun,dengan pemilihan bibit unggul serta pola pertanian yang tepat, Parepare
setiap tahun berhasil meningkatkan produksi padi.
Tercatat, produksi padi tahun ini
meningkat menjadi 7 ton dalam setiap hektare. Sebelumnya, petani hanya mampu
menghasilkan 5 ton per hektare.
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian,
Dinas PKPK Kota Parepare, Abdul Wahid, Selasa 21 Mei mengungkapkan, musim
tanam kali ini, pihaknya kembali menerapkan pola SRI untuk para petani.
Metode ini, kata Wahid, sebagaimana
dirilis FAJAR online, merupakan terobosan budidaya padi dengan mengubah
pengelolaan tanah, tanaman, air serta unsur hara tanah. Tujuannya, untuk
memudahkan peranakan padi. Dari yang tadinya hanya 1-7 rumpun menjadi 10-15
rumpun.
Pola SRI boleh dikata mengubah
mindset petani. Bahwasanya, padi bukan tanaman air, melainkan tanaman yang
butuh air.
“Pola ini bisa disebut dengan
pertanian padi hemat air, diupayakan air hanya tiga sentimeter dari permukaan
tanah,” terangnya.
Kelebihan lainnya dengan pola SRI,
lanjut Wahid, adalah umur padi yang tadinya hingga 21 hari hanya 5 sampai 7
hari.
“Pola ini sekarang sudah diterapkan
di 100 hektare lahan daerah Watang Bacukiki dan Lemoe,” ungkapnya.
Di bagian lain, petani di wilayah
Watang Bacukiki, Basir atau yang akrab disapa Basirah membenarkan bahwa ia
mulai menggunakan pola SRI sekarang ini. Ia berharap dengan pola ini, produksi
padinya semakin meningkat.
“Kami dengar dengan pola SRI ini
akan lebih meningkatkan produksi dibanding cara lama yang kami gunakan,”
harapnya.(gaf)
Sumber : http://bugisposonline.com