Kelor di Jaman Kuno
Dalam tradisi pengobatan kuno India (Ayurveda), daun kelor (Moringa oleifera) dianggap sakti karena bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam daftar obat kuno India kelor memang menduduki tempat istimewa karena bisa digunakan untuk menyembuhkan sekitar 300 penyakit.
Berita mengenai kesaktian daun kelor
yang disebutkan dalam Ayurveda akhirnya sampai juga ke telinga orang-orang
pintar di Nusantara terutama Jawa. Seperti kita ketahui, pada jaman dahulu
pengaruh budaya India di Nusantara sangatlah kuat. Setelah mempelajari
Ayurveda, para ahli obat herbal di Nusantara juga mulai berhasil mengobati
berbagai macam penyakit dengan daun kelor. Tingkat keberhasilan pengobatan
dengan daun kelor pada masa itu begitu tinggi hingga mampu melahirkan mitos
tersendiri.
Di jaman dimana penyakit masih
dianggap sebagai gangguan mahluk halus, pengobatan penyakit tidak lepas dari
acara ritual pengusiran mahluk halus. Karena daun kelor bisa menyembuhkan
berbagai macam penyakit maka tidak heran jika daun ini dianggap bisa
mengalahkan kekuatan mahluk halus. Akibatnya terbentuklah mitos bahwa daun
kelor ampuh untuk menaklukkan mahluk halus. Lambat laun justru mitos ini lah yang
berkembang, sedangkan fungsi kelor untuk pengobatan sebagaimana diterangkan
dalam Ayurveda malah ditinggalkan.
Pengaruh mitos bahwa daun kelor bisa
untuk mengalahkan mahluk halus telah merasuk begitu dalam ke benak masyarakat
pada jaman dahulu, tak terkecuali juga para jawara sakti yang biasa mendapat
kekuatan dengan bantuan mahluk-mahluk halus. Mereka ikut termakan mitos
tersebut dan sangat yakin bahwa kesaktiannya akan hilang jika berhadapan dengan
daun kelor. Dengan keyakinan seperti itu, sedikit saja mereka terkena sentuhan
daun kelor maka secara psikologis kekuatannya akan runtuh duluan dan akhirnya
memang fisiknya juga benar-benar ikut lemas dan ambruk. Fakta bahwa mental
seseorang bisa mempengaruhi kekuatan fisiknya itu bukan hal yang baru.
Hingga saat ini masih banyak orang
yang sulit untuk melepaskan diri dari belenggu mitos kesaktian daun kelor.
Masih banyak ditemui di desa-desa dimana orang percaya bahwa jika ada orang
yang sakit dan tergeletak lama namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut
diduga memiliki kesaktian tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya.
Untuk membantu melepas kesaktiannya biasanya orang tersebut disapu dengan daun
kelor hingga akhirnya dapat meninggal dengan tenang. Ketika jasadnya kemudian
dimandikan orang tersebut juga disapu lagi dengan daun kelor supaya bersih dari
segala mahluk yang masih menempel pada jasadnya.
Saking banyaknya orang sakit yang
berhasil diobati dengan daun kelor pada jaman dahulu sampai-sampai mitos
kesaktian daun kelor bisa bertahan hingga ribuan tahun, bahkan hingga sekarang.
Selain untuk mengusir, kelor juga dipercaya bisa menolak kedatangan mahluk
halus. Di jaman serba teknologi seperti sekarang ini kadang masih bisa
ditemukan ada rumah yang di atas pintu utamanya ditaruh seikat daun kelor
sebagai penolak bala.
Kelor di Jaman Modern
Lain dulu lain sekarang. Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun kenyataannya memang ada.
Lain dulu lain sekarang. Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun kenyataannya memang ada.
Adalah Lowell Fuglie, seorang warga
negara Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti
kandungan nutrisi daun kelor. Pada akhir tahun 90an orang ini mulai meneliti
daun kelor dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi buruk
sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara
mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitian si Lowell ini sekarang banyak
dimanfaatkan oleh banyak negara untuk memerangi gizi buruk, terutama
negara-negara berkembang di semenanjung Afrika. Program penggalakan penanaman
daun kelor di negara-negara Afrika merupakan kampanye yang intensif melalui
lembaga-lembaga pendidikan dan swadaya masyarakat. Tak kurang dari seorang
sekjen PBB (Kofi Annan pada waktu itu) ikut mendukung sosialisasi penggunaan
daun kelor utnuk memerangi gizi buruk.