Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian sore ini menggelar rapat bersama kementerian teknis soal
penambahan kuota impor daging. Dalam pembahasan itu, prioritas tambahan impor
adalah daging kualitas utama alias prime cut untuk hotel, restoran, dan
katering.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
menilai daging prime cut ditambah pasokannya dari luar negeri karena memang
tidak diproduksi di Indonesia. Untuk jenis daging kualitas bagus itu,
pemerintah rencananya bakal menghapus kuota impor.
Dia yakin, kebijakan itu bakal menurunkan
harga. Sebab, selama krisis daging beberapa bulan ini, hotel dan restoran turut
mengambil daging dari pasaran umum, sehingga pasokan terbatas dan harga jadi
melonjak.
"Semangatnya supaya tipe-tipe
(daging) tertentu ini yang prime cut dan yang tidak bisa diproduksi dan
disubtitusi di dalam negeri supaya dilakukan akselerasi. Supaya kita bisa
menurunkan harga. Untuk tipe-tipe premium itu pendekatannya enggak ada kuota
lagi," ujar Gita
Dia menjamin, tambahan impor ini tidak
akan merugikan peternak dalam negeri. Sebab, pasar yang disasar daging impor
itu berbeda. Sehingga, pasar tradisional tetap dipasok dari daging lokal.
"Kalau tipe-tipe yang di pasar becek
sih mestinya kita peka supaya kepentingan peternak di dalam negeri lebih
dikedepankan. Produksi dalam negeri bisa mengisi pasar-pasar becek. Kita harus
lindungi peternak dalam negeri," tegasnya.
Di sisi lain, untuk realisasi kuota impor
daging tahun ini sampai 10 Mei lalu sudah mencapai 11.473 ton daging beku.
Sementara sapi bakalan mencapai 12.000 ton.
Harga daging di pasaran saat ini melonjak
tinggi mencapai Rp 90.000 sampai Rp 100.000 per kilogram. Hal ini semakin
memberatkan masyarakat pada saat menjelang hari raya Lebaran.
sumber : www.merdeka.com