DIOLUHTAN-suluhtani. Daging dengan teknik penyimpanan yang baik akan terhindar dari kontaminasi bakteri. Faktor higienitas inilah yang kerap luput dari perhatian, baik di rumah tangga juga restoran yang menyediakan ragam olahan daging. Penyimpanan daging yang tepat memengaruhi kualitas, tekstur bahkan citarasanya.
Kesalahan yang kerap dilakukan dalam menyimpan daging adalah membiarkannya tergeletak di suhu ruang dalam waktu lama. Jika ini yang terjadi, daging berisiko terkontaminasi jutaan bakteri.
Jika daging didiamkan dalam suhu ruang selama lebih dari 20 menit, setiap detiknya bakteri bisa membelah. Dalam 20 menit jutaan bakteri terdapat pada daging. Itulah sebabnya daging harus masuk ke dalam chiller karena bakteri tidak akan berkembang biak pada suhu nol derajat dan 100 derajat. Penyimpanan daging yang tidak memerhatikan faktor higienitas turut berkontribusi atas risiko keracunan makanan. Keracunan pangan terjadi pula ketika daging diolah menjadi steak dengan tingkat kematangan medium atau medium well.
Tempat penyimpanan terbaik untuk
daging adalah chiller. Penyimpanan dalam chiller tidak membuat daging beku
sehingga rasa dan tekstur daging pun tak mengalami perubahan.
Sementara, daging yang disimpan
dalam freezer akan beku sehingga teksturnya berubah dan tak bisa kembali
seperti semula. Selain perubahan tekstur, citarasa daging yang beku karena
disimpan dalam freezer juga akan berubah, kalah lezat dengan daging yang
tersimpan baik dalam chiller.
sumber : livestockreview.com