Kesejahteraan ternak saat ini mulai
menjadi isu global dan menjadi prasyarat perdagangan global. Kesejahteraan
ternak tidak hanya ditujukan untuk sapi impor tetapi berlaku global untuk seluruh
ternak termasuk sapi lokal.
Pemahaman terhadap kesejahteraan
ternak yang belum utuh, masih belum layaknya kesejahteraan manusia itu sendiri,
dan moral serta etika yang belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
menyebabkan masih belum layaknya kondisi kesejahteraan ternak di Indonesia saat
ini.
Jaminan keamanan pangan untuk produk
asal hewan berkaitan erat dengan kondisi rumah potong hewan (RPH). Ahli
kesehatan masyrakat veteriner Dr. Fajar Satrija menyatakan bahwa saat ini 85%
RPH belum mendapatkan sertifikasi halal MUI dan 80% permasalahan kehalalan
terletak pada produk makanan hewani. Ia mengungkapkan bahwa saat ini sudah
terjadi pergeseran pola perilaku konsumen dalam memilih produk yang cenderung
menginginkan daging yang memenuhi kaidah kesejahteraan ternak.
Di sisi lain, penerapan
kesejahteraan ternak di lapang mengalami beberapa hambatan dalam penerapannya.
Pengawasan RPH oleh pemkab menyulitkan wewenang dan tanggung jawab.
Keterbatasan SDM dan sarana prasarana di RPH juga menyulitkan penerapan kesejahteraan
ternak di Indonesia.
Pada hakekatnya, kesejahteraan
ternak merupakan usaha untuk mengurangi penderitaan ternak saat dimanfaatkan
untuk kebutuhan manusia. Kesejahteraan ternak berpengaruh pada kualitas daging.
Contohnya adalah sapi yang stres, akan menampung lebih banyak bakteri sehingga
saat disembelih dagingnya mengandung lebih banyak bakteri penyebab kebusukan.
Kesejahteraan ternak berkaitan
dengan kematian sempurna saat disembelih dan membutuhkan kompetensi dan
fasilitas yang memadai dalam penerapannya. Pemotongan sapi yang tidak sesuai
dengan kaidah yang benar dapat menyebabkan penggumpalan darah sehingga proses
kematian sapi menjadi lebih lama.
Kesejahteraan ternak saat
pra-pemotongan dan pemotongan penting untuk dilakukan karena selaras dengan
Undang-undang. Selain itu kualitas dan ketahanan daging pada wet market juga
dipengaruhi oleh penanganan yang sesuai dengan kaidah ini. kesejahteraan ternak
akan meningkatkan efisiensi pada pekerja karena waktu penyembelihan yang lebih
singkat.
Kesejahteraan bagi ternak juga akan
terpenuhi karena penanganan yang meminimalkan penderitaan pada ternak. Resiko
cedera pada pekerja juga akan berkurang karena sapi yang tidak stres akan lebih
jinak. Secara ekonomi, kesejahteraan ternak mampu mengurangi cedera dan memar
pada daging.
sumber : Livestockreview.com