Penyakit ini biasanya
disebabkan oleh ; kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah
tempat, pertukaran pakan dan lain – lain.
Kekurangan
(defisiensi) Vitamin A
Itik akan tampak
selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan
mudah terkena infeksi.
Brooder Pneumonia
Umumnya menyerang anak
itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena
kotak atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan
kurang panas sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap.
Tanda-tanda anak itik
terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernafasan terlihat sulit
dan mata selalu mengeluarkan air.
Kekurangan vitamin D
yang disertai kekurangan mineral Calsium dan Fosfor menimbulkan penyakit tulang
yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Itik yang terserang penyakit ini
mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.
Antibiotika Dermatitis
Penyakit ini terjadi
pada itik karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara
berlebihan. Akibatnya kulit itik menjadi kering, bulu rontok dan mudah patah,
itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya.
Mycosis
Penyakit “Mycosis” pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau tak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang itik.
Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam.
Botulism (Limberneck)
Terjadi karena itik
makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu.
Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “Clastrididium
Botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
Tanda – tanda itik
yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak
tegak atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam
kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.
Keracunan Garam
Ternak itik tidak begitu tahan terhadap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau 4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian