Oleh :
Yusran A. Yahya, SPt, MSi
Yusran A. Yahya, SPt, MSi
Penyuluh Pertanian Muda, BP4K Kab. Bone
Penyuluh pertanian merupakan peran
yang tidak mudah, harus mengubah usahatani dan perilaku petani beserta
masyarakatnya. Seorang penyuluh harus memiliki kompotensi tertentu yang
diperoleh dengan menguasai ilmu-ilmu pertanian, pendidikan, psikologi,
komunikasi, sosiologi, kepemimpinan, antropologi, dan manajemen; serta
ilmu-ilmu lain yang mendukung misal ilmu ekonomi. Tingkat kedalaman dan
keluasan dalam penguasaan ilmu-ilmu tersebut tergantung tingkat spesialisasi
penyuluh yang diinginkan, misal penyuluh pertanian ahli (profesional) atau
penyuluh pertanian lapangan (subprofesional).
Peranan Penyuluhan Pertanian
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian
di Indonesia, penyuluh pertanian lebih cenderung menggambarkan seseorang yang
bertugas ke lapangan mengunjungi petani untuk menyampaikan program penyuluhan
yang dirancang oleh pemerintah. Pernyataan tersebut tidak seluruhnya benar,
tetapi juga tidak salah. Secara garis besar, penyuluh adalah orang yang bekerja
atau berkecimpung dalam kegiatan penyuluhan yang melakukan komunikasi pada
sasaran penyuluhan, sehingga sasarannya itu mampu melakukan proses pengambilan
keputusan dengan benar. Adapun jenis-jenis penyuluh tidak hanya mereka yang
turun secara langsung ke lapangan menemui petani, tetapi juga mereka yang
merancang program penyuluhan berdasarkan kebutuhan umum dari sasaran
penyuluhan.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, penyuluh dihadapkan pada
peran-peran yang harus dimainkan, sesuai dengan kondisi dan harapan sasaran
penyuluhan. Penyuluh dapat memposisikan dirinya sebagai motivator, edukator,
fasilitator, dinamisator, organisator, penasihat, penganalisis dan lain-lain,
yang peranannya itu akan membawa manfaat terutama bagi petani sebagai sasaran
penyuluhannya. Sehubungan dengan berbagai peran tersebut, penyuluh dituntut
untuk memiliki berbagai kemampuan antara lain: kemampuan berkomunikasi,
berpengetahuan luas, bersikap serta mampu menempatkan dirinya sesuai dengan
karakteristik sasaran penyuluhan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi
kemampuan penyuluh, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal
antara lain: tingkat pendidikan, motivasi, kepribadian dan harga diri serta
keadaan sosial budaya penyuluh. Adapun faktor eksternalnya antara lain:
manajemen organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh
penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang
berada di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh
pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk
mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh.
Organisasi Penyuluhan Pertanian
Secara umum organisasi penyuluhan
pertanian dibentuk untuk memperlancar kegiatan pendekatan pada petani dalam
mengintroduksikan program pembangunan pertanian. Organisasi penyuluhan
pertanian merupakan suatu kumpulan atau kelompok yang mengkoordinasikan
unit-unit kegiatan pembangunan pertanian dalam bentuk penyuluhan pertanian yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani. Tujuan
organisasi penyuluhan pertanian adalah juga merupakan tujuan para anggotanya.
Dengan demikian selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani,
organisasi penyuluhan juga seharusnya mempunyai tujuan untuk meningkatkan peran
penyuluh yang menjadi anggotanya. Hal ini sangat diperlukan karena akan
berdampak terhadap kinerja yang ada pada diri penyuluh, sehingga mampu
menjalankan perannya dengan baik.
Organisasi penyuluhan pertanian mempunyai
manfaat yang sangat penting bagi pengembangan peran penyuluh. Melalui
organisasi penyuluhan pertanian, penyuluh diharapkan mampu untuk memahami latar
belakang sosial budaya sasaran, mempunyai kaitan yang erat dengan pusat-pusat
informasi, melakukan pendekatan dengan para pemimpin masyarakat, dan lain-lain.
Adanya organisasi penyuluhan pertanian di Indonesia tidak terlepas dari
pembentukannya pertama kali pada zaman penjajahan Belanda. Berbagai perubahan terjadi
dalam kurun waktu yang cukup lama, mulai dari pembentukan yang sederhana dengan
tujuan dan kegiatan yang sederhana sampai sekarang telah menjadi satu kesatuan
sistem penyuluhan yang melibatkan kerja sama di antara berbagai pihak yang
merencanakan pembangunan.