Hampir semua orang tahu warna tomat.
Warna tomat yang cerah merah banyak membuat orang untuk segera memakannya.
Tomat mempunyai banyak sekali khasiat bagi kesehatan tubuh kita. Namun, banyak
pula yang tidak senang dengan buah ini karena memiliki rasa agak sedikit kecut.
Kalau dirunut sejarahnya, tomat
bernama latin Lyopercisum esculentum. Pada mulanya ditemukan di sekitar Peru,
Ekuador, dan Bolivia. Lain halnya di Perancis, tomat dinamakan "apel
cinta" atau pomme d'amour. Kenapa demikian, karena tomat diyakini mampu
memulihkan lemah syahwat dan meningkatkan jumlah sperma serta menambah
kegesitan.
Buah tomat yang ada terdapat di
pasaran, umumnya memiliki dua warna, yakni merah dan hijau. Namun, tahukah Anda
bahwa keduanya memiliki perbedaan kandungan. Buah tomat yang berwarna merah
memiliki kandungan vitamin A dan C lima kali lebih banyak daripada yang
berwarna hijau.
Selain itu buah tomat juga memilki
kandungan mineral, serat, dan zat fitonutrien. Semua itu sangat menyehatkan
tubuh.
"Diharapkan dalam pemilihan buah tomat adalah tomat
yang sudah matang atau berwarna merah. Warna ini menentukan kandungan zat aktif
di dalamnya," kata
Prof. Dr. dr Veni Hadju, Phd., Senin, 28 Agustus.
Veni menjelaskan, tomat memang
sangat tinggi vitamin A. Apalagi ada kandungan zat aktif pada kulitnya yang
disebut Likopen, bersifat antioksidan tinggi. Jadi, sangat dianjurkan
mengonsumsi jus dan saus tomat alami tanpa bahan kimia. Terutama untuk penderita
kanker dan untuk mencegah penyakit jantung, serta penyakit degeneratif lainnya.
Risiko Kanker
Ahli gizi dan menu sehat dari
Universitas Muslim Indonsia (UMI), Dr Andi Nurlindah SKM, M.Kes mengatakan,
tomat juga mengandung mekanisme pelindung yang lain, seperti fungsi
antithrombotic dan anti-radang.
“Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa mengonsumsi
tomat dapat mengurangi risiko kanker dan penyakit kardiovaskular, osteoporosis,
kerusakan kulit yang disebabkan oleh cahaya ultraviolet, dan disfungsi kognitif,”
kata Nurlinda kpada FAJAR, Selasa 28
Agustus.
Lebih lanjut ia menjelaskan,
beberapa studi menunjukkan bahwa makan tomat dapat mengurangi risiko kanker.
Peneliti di Harvard, kata Nurlinda, melaporkan bahwa pria yang makan lebih dari
10 porsi makanan berbasis tomat setiap hari dapat mengurangi risiko kanker
prostat untuk berkembang sebesar 35 persen dibandingkan dengan mereka yang
makan lebih sedikit tomat.
Studi lain menunjukkan bahwa
konsumsi tomat dapat mengurangi risiko kolorektal, lambung, dan kanker
paru-paru serta penyakit jantung.
“Sebuah studi klinis menunjukkan bahwa mengonsumsi ekstrat
tomat setiap hari selama delapan minggu, memiliki keterkaitan dengan penurunan
signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik pada pasien hipertensi ringan
dan sedang. Para peneliti berasumsi bahwa efek antihipertensi adalah hasil dari
aktivitas antioksidan dari ekstrak tomat ini,” tambah wakil dekan Fakultas
Kesehatan UMI ini.
Fajar on-line