Masa depan produktifitas sebuah
peternakan sapi
Ternak induk merupakan gambaran investasi keuangan yang sangat penting dalam hal pakan dan tenaga kerja. Nilai investasi ini perlu dijaga melalui manajemen pemeliharaan dan pakan untuk memberi pertumbuhan nilai ekonomis dan kemampuan untuk beranak pada umur 24 bulan.
Ternak induk merupakan gambaran investasi keuangan yang sangat penting dalam hal pakan dan tenaga kerja. Nilai investasi ini perlu dijaga melalui manajemen pemeliharaan dan pakan untuk memberi pertumbuhan nilai ekonomis dan kemampuan untuk beranak pada umur 24 bulan.
Bulan pertama, kedua sampai ketiga
merupakan periode kritis untuk mendapatkan nilai-nilai yang baik.
Program Pakan Pada Masa Kering
Aplikasi terbaik untuk pakan dan
pemeliharaan ternak, dimulai saat induk berada pada masa dua bulan sebelum
beranak. Pertumbuhan janin terjadi pada masa itu dan diperlukan zat makanan
yang penting untuk masa pertumbuhan. Program manajemen ini juga akan memberi
pengaruh pada kualitas dan jumlah antibody yang terkandung didalam kolostrum,
sebagai susu pertama untuk pedet yang memberi nilai bagi kesehatan pedet
setelah dilahirkan.
Pemeliharaan di masa kering
memerlukan keseimbangan ransum dan memberi dorongan untuk pertumbuhan janin.
Jika induk mendapatkan pakan dengan kandungan energi dan atau protein yang
rendah, maka janin boleh jadi akan tetap berkembang seperti pada umumnya,
tetapi induk akan menggunakan cadangan dari tubuhnya atau keperluan
pertumbuhannya untuk menjamim perkembangan kandungannya. Intinya, pertumbuhan
janin memerlukan prioritas zat makanan dari pada pertumbuhan induknya atau
penjagaan kondisi tubuh induk. Induk yang mendapatkan jumlah pakan yang kurang
akan mengalami banyak permasalahan saat persalinan. Pada induk yang tua, mereka
akan menggunakan cadangan tubuh, seperti lemak dan protein dan cadangan ini
tidak akan mencukupi untuk produksi susu.
Pesan penting yang disampaikan,
bahwa kekurangan pakan pada ternak yang bunting tua tidak akan menyebabkan
pedet lahir dalam keadaan kecil, tetapi penampilan produksi induk akan menurun
setelah bersalin. Mineral dan vitamin sangat penting bagi ternak bunting tua
dan perkembangan janin serta akan mengurangi permasalahan kesehatan, seperti
pencegahan terjadinya retensio placenta, meningkatnya sistem immun sehingga
ternak dapat melawan gangguan penyakit, seperti mastitis sebelum atau setelah
beranak. Kekurangan mineral seperti fosfor, mangan, kobalt, tembaga, seng dan
selenium dapat menyebabkan defisiensi pada pedet yang dilahirkan.
Hal yang paling efektif untuk
mencegah terjadinya diare adalah dengan melakukan vaksinasi pada ternak bunting
tua dengan vaksin diare sebelum beranak. Induk dewasa harus diinjeksi 4 – 6
minggu sebelum bersalin. Induk divaksin dua bulan sebelum beranak dan diulang
kembali satu bulan sebelum bersalin. Vaksin diare mengandung rota dan corona
virus, E. Coli dan atau Clostridium perfingens. Konsultasi dengan dokter hewan
sangat diperlukan.
Penjagaan Pedet
Saat setelah persalinan, pedet harus
dijaga dari terjadinya komplikasi. Induk harus bersalin dalam keadaan bersih,
kering, diberi bantalan dari hamparan jerami atau serbuk gergaji. Kandang
beranak berukuran 50 – 60 m2 dengan penerangan yang cukup, sirkulasi udara yang
baik dan bebas debu. Induk dapat juga bersalin di luar kandang asalkan tidak
terdapat gangguan angin yang kencang.
Pedet yang baru lahir akan segera
bernafas sesaat setelah tali plasentanya terputus. Lendir sekitar hidung harus
segera disingkirkan, jangan membopong pedet melalui ketiak atau dengan
mengangkatn kaki belakang, pastikan pedet sudah berada pada kondisi yang aman
untuk dibopong. Segera setelah beranak, celupkan 7% iodine tincture pada tali
pusat pedet. Induk akan menjilati pedetnya sampai bulunya mengering, pada suhu
yang dingin atau bila induk tidak mau menjilati pedetnya, gunakan kain kering
untuk menyeka tubuh pedet. Hal ini bukan semata untuk mengeringkan bulu pedet,
tetapi untuk merangsang sirkulasi darah. Umumnya, pedet segara dipisahkan dari
induknya sesaat setelah selesai dijilat dan bulunya mengering.
Konsumsi Kolostrum = Bertahan Hidup
Kolostrum disekresi oleh glandula
mamary segera sebelum dan setelah persalinan. Kolostrum yang sebenarnya
disekresi hanya saat perahan pertama, setelah 1,5 sampai dua hari kemudian,
dinamakan susu transisi. Kolostrum diperuntukkan kepada pedet sebagai makanan
utama. Seperti pada tabel 2., kolostrum mengandung dua kali atau lebih bahan
kering dan total bahan padat, dua – tiga kali lebih banyak mineral dan lima
kali lebih banyak protein dari susu pada umumnya. Kolostrum juga mengandung
berbagai hormon dan pemicu pertumbuhan yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan saluran pencernaan. Kolostrum memiliki kandungan laktosa lebih
rendah sehingga mengurangi terjadinya gangguan diare. Susu yang diperah setelah
masa awal pemerahan memiliki kualitas yang rendah dan sebaiknya tidak diberikan
sebagai makanan bagi pedet sebagai susu kolostrum.
Pedet lahir dengan pertahanan atau
imunitas dari serangan penyakit yang minim. Mereka secara perlahan akan mampu
bertahan dari serangan penyakit setelah mengkonsumsi kolostrumk berkualitas
tinggi, yang merupakan susu pertama dari induknya. Pedet yang tidak mendapatkan
kolostrum berkualitas sejak awal lahir akan mudah terserang penyakit. Ternak
sapi Peranakan Frisien Holstein (PFH) setidaknya mengkonsumsi 1 – 1,5 liter
kolostrum dalam kurun waktu satu jam setelah lahir dan jumlah yang sama dalam
kurun waktu 12 jam sesudahnya atau pada pemberian berikutnya (pedet yang
mengkonsumsi kolostrum sebanyak 1,5 liter tidak menyebabkan diare pada ternak PFH).
Jumlah antibodi akan menurun seiring dengan kondisi kolostrum setelah beranak.
Dalam kurun waktu enam jam setelah lahor, kemampuan retikulum untuk menyerap
antibodi akan berkurang 1/3-nya. Setalah 24 jam, retikulum hanya mampu menyerap
11% dari potensi awal saat baru saja lahir. Selain itu, pada masa tersebut
pencernaan oleh enzym akan merusak dan mencerna seluruh antibodi. Kadang kala,
ada peternak yang membiarkan pedet mengkonsumsi langsung dari induknya.
Penelitian menunjukkan pedet yang langsung menghisap puting induknya tidak
mampu mengkonsumsi kolostrum yang tepat pada jam pertama kehidupannya dan tidak
mampu mendapatkan kemampuan imun dari serangan penyakit. Pemberian kolostrum
dengan menggunakan tangan/kolostrum diperah dari induknya, merupakan cara yang
dianjurkan karena peternak mampu mengetahui jumlah kolostrum yang dikonsumsim
pedetnya. Kolostrum berada dalam jumlah sedikit dan kental. Kualitas kolostrum
dapat diukur dengan alat yang bernama COLOSTROMETER (terdapat pada katalog
produk Nasco). Kualitas kolostrum terbaik memiliki kandungan immunoglobulin
sebesar 50mg/ml. Sebelum diperah, puting induk sebaiknya dibersihkan, karena
pedet tidak dianjurkan mengkonsumsi kolostrum yang encer, mengandung darah dan
terkena mastitis atau induk terkena serangan penyakit Johne. Pedet yang tidak
mendapatkan kolostrum ideal, dapat mengkonsumsi susu melalui jalur masuk
melalui tenggorokan. 3 – 5,5 galon kolostrum yang baik, dapat disimpan pada
freezer dan mampu bertahan sampai satu tahun, untuk mengantisipasi pedet yang
lahir dengan kondisi induk yang terkena mastitis atau tidak keluar air susunya.
Kolostrum dari ternak sapi perah dapat dikonsumsi oleh pedet ternak sapi
potong. Kolostrum dapat dicairkan dengan menggunakan air hangat atau dalam
microwave pada power yang minimum dalam jangka waktu yang singkat.
Setelah pedet berumur tiga hari,
selanjutnya pedet akan mengkonsumsi susu transisi yang berasal dari induknya
atau induk yang lain, dengan catatan, air susu berada pada konsisi sehat.
Kandang Pedet
Kandang pedet sebaiknya berada pada
kondisi individu, bebas debu dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Satu pintu
masuk dianjurkan untuk mencegah penyebaran penyakit dari satu pedet kepada
pedet lain. Lantai kandang dapat diberi lapisan jerami atau serbuk gergaji yang
tetap dijaga kebersihan dan kekeringannya serta diganti setiap pedet tersebut
dipindahkan/dikeluarkan dari kandangnya.
Pilihan Susu untuk Pedet
Selama 1 – 2 minggu sejak lahir,
pedet mengkonsumsi air susu sebagai makanannya. Setelah empat hari, pedet dapat
mengkonsumsi jenis susu lain, misalnya air susu biasa, susu reject, Calf Milk
Replacer atau susu fermentasi atau kolostrum segar. (tabel 3). Perbedaan jenis
susu diatas adalah harga, keterdiaan dan kemudahan. Pedet secara umum
mengkonsumsi air susu dua kali sehari dari dot atau ember atau mereka
mengkonsumsi langsung dari ember. Saat mengkonsumsi susu, saluran oesophagus
akan menutup dan air susu akan secara langsung masuk ke abomasum atau perut
sejati. Respon menutupnya oesophagus, merupakan mekanisme kerja syaraf yang
akan aktif sampai kira-kira pedet berumur 12 minggu.
Pencegahan terhadap penyakit dapat
dilakukan dengan melakukan pasteurisasi susu dengan suhu 65,5oC atau 150oF
selama 30 menit. Peralatan juga dikonsisikan terbebas dari bakteri (dilakukan
desinfektan)
(note –redaksi) :
Di Indonesia, penggunaan CMR atau
susu pengganti biasanya dilakukan setelah pedet berumur dua bulan dan jumlah
pemberiannya secara bertahap sampai puncaknya, sebanyak 4 – 5 liter/ekor/hari
Susu Segar
Dapat digunakan sebagai pakan bagi
pedet dengan dosis 10% dari bobot lahir pedet. Misalnya, pedet lahir dengan
bobot 45 kg, maka dilakukan pemberian air susu sebanyak 4,5 liter/hari atau
2,25 liter setiap pemberian. Pemberian air susu yang kurang akan menyebabkan
pertumbuhan pedet yang terganggu karena kekurangan zat makanan. Kelebihan
konsumsidapat mengakibatkan gangguan pencernaan dan diare. Kelebihan konsumsi
air susu akan menyebabkan pengurangan konsumsi pakan kering atau biji-bijian
sehingga akan menyebabkan bertambahnya masa menyusui.
Susu Reject
Susu mastitis dapat digunakan
sebagai pakan pedet dengan dosis 10% dari bobot lahir. Susu ini dapat
dikonsumsi pedet setelah berumur 8 – 12 minggu dan tidak boleh diberikan
apabila berasal dari induk yang diberi perlakuan antibiotik, sementara pedet
akan diproyeksikan dipotong (dijual sebagai calf). Pedet harus berada pada
kandang individual. Jangan berikan susu mastitis yang encer dan terkena
mastitis akut.
Calf Milk Replacer (CMR)
CMR harus dilarutkan pada air hangat
dan merupakan salah satu model yang digunakan dengan pertimbangan ekonomis.
Selama tiga minggu pertama, pedet mengkonsumsi CMR yang memiliki kandungan
protein tinggi yang berasal dari susu bubuk atau hasi prosesing keju (whey).
CMR sebaiknya mengandung 18 – 22% PK. 10 – 22% Lemak dan kurang dari 5% SK.
Kolostrum yang Difermentasi
Fermentasi atau sop kolostrum
digunakan sebagai pakan pedet, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa PBBH
pedet yang diberi kolostrumk fermentasi sama dengan pedet yang mengkonsumsi air
susu biasa. Fermentasi kolostrum merupakan hasil koleksi kolostrum yang
berlebihan pada tiga hari pertama setelah bersalin. Kolostrum ini dimasukkan
kedalam kantong plastik. Kolostrum dari ternak yang diberi injeksi antibiotik,
sebaiknya tidak dicampurkan karena akan membunuh organisme fermentor.
Fermentasi kolostrum dilakukan pada suhu 60 – 80oF dan terlindung dari sinar
matahari. Dibawah suhu 60oF, proses akan berlangsung lambat dan diatas 80oF
fermentasi akan berlangsung cepat dan akan mengembangbiakkan mikroorganisme
yang tidak diharapkan. Penambahan bahan pengawet yang bersifat asam akan
menambah kemapuan bakteri fermentasi dan menurunkan mikroorganisme yang tidak
diharapkan. Fermentasi berlangsung selama 10 – 14 hari dan dapat disimpan 14 –
30 hari kemudian. Pedet dapat diberikan kolostrum fermentasi pada umur 4 hari.
Kolostrum fermentasi dilarutkan pada air hangat dengan perbansingan 1 bagian
air hangat : 2 bagian kolostrum fermentasi dengan dosis 10% dari bobot lahir
pedet.
Diare
Diare disebabkan karena konsumsi susu terlalu banyak atau karena infeksi bakteri, virus atau protozoa (cryto atau coccidia). Pengawasan oleh petugas kesehatan adalah hal terbaik untuk mendiagnosa penyabab dan melakukan program pencegahan. Diare akan menyebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh pedet, seperti sodium, bikarbonat, klorin dan potassium. Diare dapat menyebabkan kehilangan 10 – 12 % bobot badan dan air. Lemas dan kematian merupakan efek dari kejadian diare. Pedet memerlukan asupan elektrolit setiap hari sebanyak 4 kali sehari. Pedet yang tidak dapat menyusu, harus dicekok atau air susunya yang banyak mengandung energi dan nutrisi lain dan diberi larutan elektrolit untuk menjaganya dapat bertahan hidup.
Diare disebabkan karena konsumsi susu terlalu banyak atau karena infeksi bakteri, virus atau protozoa (cryto atau coccidia). Pengawasan oleh petugas kesehatan adalah hal terbaik untuk mendiagnosa penyabab dan melakukan program pencegahan. Diare akan menyebabkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh pedet, seperti sodium, bikarbonat, klorin dan potassium. Diare dapat menyebabkan kehilangan 10 – 12 % bobot badan dan air. Lemas dan kematian merupakan efek dari kejadian diare. Pedet memerlukan asupan elektrolit setiap hari sebanyak 4 kali sehari. Pedet yang tidak dapat menyusu, harus dicekok atau air susunya yang banyak mengandung energi dan nutrisi lain dan diberi larutan elektrolit untuk menjaganya dapat bertahan hidup.
Salah satu komposisi elektrolit : (1) 1 pak pectin dari buah-buahan; (2) 1
sendok teh garam ; (3) 2 sendok teh soda kue ; (4) 1 ember beef consommé ; (5) Air
hangat sampai 2 liter ; (6) Diaplikasi 30 – 60 menit setelah konsumsi susu
Pakan Pedet dan Air, Penting untuk Perkembangan Rumen
Sebagai bagian pertama kehidupan,
pedet memiliki pertut sederhana, sama seperti ternak monogastrik. Saat lahir,
ada tiga komponen perut, rumen, retikulum, omasum, yang belum berkembang dan
belum mampu melaksanakan pencernaan pakan. Saat pedet mulai makan konsentrat
(biasanya merupakan campuran antara biji-biian, sumber protein, mineral dan
vitamin) dan air minum, saat itulah rumen mulai berkembang. Pakan pedet dapat
dimulai sejak pedet berumut 4 hari dan pakan harus diformulasi sehingga disukai
dan memiliki kandungan protein, mineral dan vitamin.
Konsentrat pedet ini harus dibarengi
dengan tersedianya air untuk menjamin perkembangan rumen. Pemberian dilakukan
sedikit demi sedikit. Pakan berserat diberikan sampai pedet berumur delapan
minggu.
Pemberian air sangat diperlukan dan
selalu ada untuk menjamin perkembangan pedet. Menurut hasil penelitian, pedet
yang tidak diberi minum akan menurunkan 31 % konsumsi konsentrat dan menurunkan
bobot badan sampai 38% dibandingkan dengan pedet yang diberi cukup air.
Konsumsi air yang masuk ke dalam rumen akan merangsang pertumbuhan rumen.
Penyapihan
Pedet dapat disapih setelah mampu mengkonsumsi 0,75 – 1 kg konsentrat sebanyak tiga kali sehari, sehingga pedet dapat disapih bukan berdasarkan pada umur, tetapi pada kemampuan konsumsi konsentrat. Ada pedet yang disapih pada umur empat minggu dan ada pula yang disapih diatas 10 minggi. Penyapihan dilakukan secara bertahap selama 3 – 7 hari.
Pakan Pedet Setelah Penyapihan
Setelah penyapihan, penggantian
pakan konsentrat serta pemeliharaan dengan sistem kelompok dilakukan secara
bertahap selama sekitar dua minggu. Pengelompokan pedet dengan umur 2 – 4 bulan
dilakukan tiap 4 – 6 ekor. Perlakuan pedet pada kelompok kecil dimaksudkan
untuk memudahkan terjadinya penyesuaian diri dan menekan terjadinya kompetisi
perebutan makanan. Pemberian pakan berserat sudah mulai dilakukan dan
konsentrat yang diberikan sebanyak 1,5 – 3 kilogram (jenis Jersey memerlukan 2
kg konsentrat). Diare disebabkan Diare disebabkan
Manajemen Budidaya
Saat beranak, pedet harus dudah
diberi identitas dengan menggunakan ear tag atau tanda pada telinga atau dengan
photo. Pencatatan sangat penting untuk mendapatkan dokumentasi tentang tanggal
lahir, garis keturunan. Pemberian vaksin anti diare dilaksanakan sebagai salah
satu tindakan pencegahan penyakit. Saat tanduk pedet sudah nampak, dilakukan
dehorning dengan menggunakan electric dehorner dan lebih baik dilakukan pada
pedet yang berumur dibawah satu bulan untuk mengurangi terjadinya stress dan
kemudahan penanganan. Puting yang berlebih, harus segera dihilangkan dengan
gunting yang tajam dan steril serta pastikan bahwa puting yang dipotong adalah
puting yang tidak berguna.
dari berbagai sumber