DIOLUHTAN. Tak hanya manusia saja, hewan ternak
juga seringkali disuntik antibiotik kalau terkena infeksi bakteri berbahaya.
Awalnya, penggunaan antibiotik ini diangap aman dan tak akan berbahaya bagi
manusia yang mengonsumsi daging ternak yang disuntik antibiotik. Namun sebuah
penelitian mengatakan lain.
Produsen sosis umumnya menambahkan
bakteri penghasil asam laktat dalam daging olahan. Tujuannya agar asam laktat
yang kuat dapat membunuh bakteri berbahaya seperti E. coli dan salmonella yang
mungkin telah mencemari daging mentah.
Namun adanya residu antibiotik dapat
membunuh bakteri penghasil asam laktat tersebut. Pada akhirnya, bakteri-bakteri
yang berpotensi menimbulkan penyakit justru bisa berkembang biak.
Konsentrasi antibiotik yang melebihi
persyaratan di Amerika Serikat dan Uni Eropa dapat mempengaruhi proses
pemusnahan patogen dalam makanan. Pada dasarnya, sisa antibiotik dalam daging
dapat mencegah atau mengurangi fermentasi bakteri penghasil asam laktat.
Sayangnya, residu tersebut tidak mempengaruhi kelangsungan hidup bakteri
patogen, bahkan bisa membuatnya berkembang.
"Pada
konsentrasi rendah dan pada tingkat yang telah yang ditetapkan, kita bisa
melihat bahwa bakteri asam laktat lebih rentan terhadap antibiotik dibandingkan
bakteri patogen," kata peneliti, Hanne Ingmer dari
University of Copenhagen. Penelitian yang dimuat jurnal mBio ini dilakukan
dalam laboratorium dalam skala kecil. Oleh karena itu, peneliti menegaskan
bahwa tes serupa perlu dilakukan pada fasilitas manufaktur yang lebih besar.
"Sebagian
besar sosis diproduksi massal pada skala komersial. Oleh karena itu, isu ini
harus ditangani jikalau menimbulkan masalah di kehidupan nyata,"
jelas Ingmer.
sumber : Detik-Health