DIOLUHTAN. Islam
adalah agama di dunia yang paling cepat perkembangannya, karena Islam
mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, termasuk pada hewan. Islam, mengatur
kewajiban manusia pada hewan dan sebagainya, khususnya cara-cara penyembelihan
hewan yang bisa dimakan.
Muslim
dilarang menyembelih hewan di depan hewan lainnya dan disarankan agar proses
penyembelihan dilakukan dengan cepat dan diusahakan hanya sedikit mungkin
menimbulkan rasa sakit bagi hewan. Islam juga mengajarkan bagaimana cara
berburu hewan dengan cara yang manusiawi.
“Kami
memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata
Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya. Terkait dengan profesinya
sebagai dokter hewan, Usman mengatakan bahwa Islam adalah agama di dunia yang
paling cepat perkembangannya, karena Islam mengajarkan perdamaian dan kasih
sayang, termasuk pada hewan. Islam, kata Dokter Usman, mengatur kewajiban
manusia pada hewan, khususnya cara-cara penyembelihan hewan yang bisa dimakan.
Muslim
dilarang menyembelih hewan di depan hewan lainnya dan disarankan agar proses
penyembelihan dilakukan dengan cepat dan diusahakan hanya sedikit mungkin
menimbulkan rasa sakit bagi hewan. Islam juga mengajarkan bagaimana cara
berburu hewan dengan cara yang manusiawi.
“Kami memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya. Terkait dengan profesinya sebagai dokter hewan, Usman mengatakan bahwa Islam adalah agama di dunia yang paling cepat perkembangannya, karena Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, termasuk pada hewan. Islam, kata Dokter Usman, mengatur kewajiban manusia pada hewan, khususnya cara-cara penyembelihan hewan yang bisa dimakan.
Muslim dilarang menyembelih hewan di depan hewan lainnya dan disarankan agar proses penyembelihan dilakukan dengan cepat dan diusahakan hanya sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit bagi hewan. Islam juga mengajarkan bagaimana cara berburu hewan dengan cara yang manusiawi.
“Kami memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya.
“Kami memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya. Terkait dengan profesinya sebagai dokter hewan, Usman mengatakan bahwa Islam adalah agama di dunia yang paling cepat perkembangannya, karena Islam mengajarkan perdamaian dan kasih sayang, termasuk pada hewan. Islam, kata Dokter Usman, mengatur kewajiban manusia pada hewan, khususnya cara-cara penyembelihan hewan yang bisa dimakan.
Muslim dilarang menyembelih hewan di depan hewan lainnya dan disarankan agar proses penyembelihan dilakukan dengan cepat dan diusahakan hanya sedikit mungkin menimbulkan rasa sakit bagi hewan. Islam juga mengajarkan bagaimana cara berburu hewan dengan cara yang manusiawi.
“Kami memiliki tuntunan adalam agama dari setiap langkah-langkahnya,” kata Profesor Siddiqi menguatkan pernyataan koleganya.
Bermula dari keingintahuan, ilmuwan
Muslim mengembangkan bidang baru dalam kedokteran, yaitu kedokteran hewan. Pengembangan
kajian ini biasanya berpijak pada ilmu lain yang sebelumnya dikembangkan, yaitu
zoologi. Salah seorang ilmuwan Muslim yang berjasa memajukan bidang zoologi
adalah ad-Damiri.
Tokoh
yang hidup pada abad ke-14 itu menulis buku ensiklopedi hewan berjudul Hayat
al-Hayawan al-Kubra. Ia sering mengembara ke berbagai wilayah untuk meneliti
beragam jenis hewan. Al-Jahiz merupakan pakar zoologi yang tak kalah terkenal.
Buku yang ia tulis berjudul Kitab al-Hayawan.
Buku
al-Jahiz berisi penjelasan lengkap mengenai anatomibinatang, makanan, serta
manfaat yang diperoleh hewan ternak. Dengan mengandalkan kajian zoologi, para
dokter hewan bisa mengetahui karakteristik hewan tertentu. Dan, kajian tersebut
sangat membantu untuk menghasilkan obat dan metode penanganan kesehatan hewan,
termasuk menghindarkan hewan dari serangan penyakit.
Para dokter pun mengetahui metode pengembangbiakan, pemilihan pakan, dan perawatan hewan. Risalah paling awal tentang kedokteran hewan di dunia Islam berasal dari terjemahan karya ilmuwan Yunani kuno, Theomnestus, pada abad ke-4. Alih bahasa teks ilmiah tersebut dilakukan Hunayn ibnu Ishaq. Pada abad ke-9, hadir teks kedokteran hewan berbahasa Arab dengan judul Kitab al-Baytara fi Sifat al-Dawab min al-Khayl. Teks ini diterjemahkan dari buku medis yang berasal dari Persia. Pada perjalanannya, peradaban Islam berhasil melahirkan sejumlah dokter hewan.
Para dokter pun mengetahui metode pengembangbiakan, pemilihan pakan, dan perawatan hewan. Risalah paling awal tentang kedokteran hewan di dunia Islam berasal dari terjemahan karya ilmuwan Yunani kuno, Theomnestus, pada abad ke-4. Alih bahasa teks ilmiah tersebut dilakukan Hunayn ibnu Ishaq. Pada abad ke-9, hadir teks kedokteran hewan berbahasa Arab dengan judul Kitab al-Baytara fi Sifat al-Dawab min al-Khayl. Teks ini diterjemahkan dari buku medis yang berasal dari Persia. Pada perjalanannya, peradaban Islam berhasil melahirkan sejumlah dokter hewan.
Mereka
bereputasi tinggi dan banyak berkontribusi dalam pengembangan kajianini. Sebut
saja, misalnya, Abu Ubaydah (728-825). Ia menyusun buku yang terdiri dari 50
volume. Ia menjelaskan segala aspek kesehatan hewan. Cendekiawan ini juga
menguraikan penjelasan terperinci tentang kuda.
Mulai
dari cara pengembang-biakan, pemeliharaan, hingga manfaatnya. Sosok lainnya
adalah Ibnu al-Awwan. Buku yang berhasil ia susun adalah Kitab al-Filaha yang
berisi penjelasan teknik pemeliharaan hewan. Ibnu al-Baytar menyusun risalah
far-makologi yang di dalamnya juga ia selipkan bab khusus membahas kedokteran
hewan.
Pengobatan hewan
Pengobatan hewan
Sementara
itu, Ahmad bin Muhammad al-Ishbili dalam Al-Muqhni fi al-Filaha berbicara
tentang teknik pengobatan hewan. Ia menekankan pada upaya pencegahan. Sejumlah
langkah yang ia sarankan dalam pencegahan itu adalah menjaga kebersihan
kandang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, dan pemberian pakan yang
berkualitas.
Sumbangan
yang signifikan diberikan pula oleh al-Ghazali. Ia dikenal sebagai pakar di
bidang kedokteran dan biologi. Pemikiran dan karyanya berhasil memacu
bangkitnya studi kedokteran, khususnya ilmu anatomi dan pembedahan.
Dalam
buku The Revival of the Religious Sciences, ia mendorong umat Islam mempelajari
ilmu pengobatan. Uraian soal anatomi dan pembedahan, termasuk pada hewan, ia
jelaskan dalam bukunya. Belajar anatomi, kata al-Ghazali, dapat membantu umat
Islam memahami kegunaan bagian-bagian tubuh dan struktur tubuh.
Biasanya,
literatur-literatur kedokteran hewan maupun zoologi hewan yang paling banyak
dibicarakan.adalah kuda. Alasannya, kuda merupakan hewan yang sangat dekat
dengan keseharian masyarakat. Sejak lama, manusia dan kuda seolah tak
terpisahkan satu sama lain.
Berbeda
dengan hewan lain, kuda juga memiliki paling banyak kegunaan bagi manusia.
Kuda
adalah hewan tunggangan yang bisa berlari kencang, terutama bagi keperluan
transportasi darat. Di samping itu, kuda punya tenaga yang kuat sehingga mampu
menarik kereta barang.
Dalam
dunia militer, banyak negara membentuk satuan pasukan berkuda. Begitu pula
dalam ajang olaharaga. Kenyataan ini mendorong banyak kalangan termasuk ilmuwan
untuk melakukan banyak kajian terhadap hewan ini. Hal ini ditegaskan oleh
sejarawan sains Maqbul Ahmed dan Albert Zaki Iskandar dalam Science and
Technology in Islam.
Menurut
mereka, kuda telah menjadi objek peneli-tian yang sangat penting. Ini
dilatarbelakangi oleh sikap orang-orang Arab yang selalu ingin menjaga kudanya
tetap sehat dan kuat. Juga seperti diceritakan oleh Abu al-Maali dalam bukunya
Bulugh al-Arab fi Ahwal al-Arab.
"Pengetahuan
bangsa Arab tentang kuda jauh melebihi pengetahuan mereka tentang hewan-hewan
lainnya," kata al-Maali. Sebuah buku lainya yang ada
pada abad ke-14 berjudul Kamil al-Sina Atayn fi al-Baytara wa al-Zarqada, yang
juga membahas soal kuda. Penulisnya adalah Ibnu al-Mundhir.
Al-Mundhir
memberikan banyak informasi obat yang bisa digunakan untuk menyembuhkan hewan,
termasuk kuda. Juga terdapat teknik-teknik untuk melatih kuda. Teks-teks
kedokteran hewan hasil pemikiran para ilmuwan Muslim kemudian diadopsi kalangan
Barat. ed ferry kisihandi
Profesi
dokter hewan adalah salah satu profesi yang mulia. Dokter hewan tidak hanya
bekerja mengobati hewan yang sakit, tetapi lebih ke arah mewujudkan kesehatan
hewan, yang nantinya akan menunjang kesehatan manusia. Jika hewan yang
dikonsumsi oleh manusia itu sehat, maka manusianya pun akan sehat dan
sejahtera. Dokter hewan adalah jembatan antara kesehatan hewan dengan kesehatan
manusia. Semoga aku bisa menjadi dokter hewan yang bermanfaat banyak bagi umat.
Hidup Dokter Hewan Larangan membunuh semut
•
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Rasulullah saw. bahwa seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang nabi.
Nabi tersebut lalu memerintahkan untuk mendatangi sarang semut dan membakarnya.
Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya: Apakah hanya karena seekor
semut menggigitmu lantas kamu membinasakan satu umat yang selalu bertasbih.
(Shahih Muslim No.4157)
Haram
membunuh kucing
•
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena mengurung seekor kucing
sampai mati. Kemudian wanita itu masuk neraka karenanya, yaitu karena ketika
mengurungnya ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum
sebagaimana ia tidak juga melepasnya mencari makan dari serangga-serangga
tanah. (Shahih Muslim No.4160)
•
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang
tidak diberi makan dan minum serta tidak pula ia melepasnya mencari makanan
dari serangga-serangga tanah. (Shahih Muslim No.4161)
Keutamaan
memberi makan dan minum kepada binatang ternak yang mulia
•
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Bahwa
Rasulullah saw. bersabda: Tatkala seorang lelaki sedang berjalan pada sebuah
jalan terasalah olehnya dahaga yang sangat. Lalu ia mendapati sebuah sumur dan
bersegeralah ia meneruninya untuk minum. Ketika keluar, tiba-tiba dia melihat
seekor anjing menjulurkan lidah sambil menjilat-jilati debu karena sangat haus.
Lelaki itu berkata: Anjing ini sedang kehausan seperti aku tadi lalu turunlah
dia kembali ke dalam sumur untuk memenuhi sepatu kulitnya dengan air lalu
digigit agar dapat naik kembali. Kemudian ia meminumkan air itu kepada anjing
tersebut. Allah berterima kasih kepadanya lalu mengampuninya. Para sahabat
bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah kami akan mendapatkan pahala karena
binatang-binatang seperti ini? Rasulullah saw. menjawab: Pada setiap yang
bernyawa (mahluk hidup) ada pahalanya. (Shahih Muslim No.4162)
•
Hadis riwayat Abu Hurairah ra.:
Dari
Nabi saw. bahwa pada suatu hari yang sangat panas seorang wanita pelacur
melihat seekor anjing sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan
lidahnya karena kehausan. Ia kemudian melepas sepatu kulitnya (untuk mengambil
air sumur yang akan diminumkan kepada anjing), lalu wanita itu diampuni
dosanya. (Shahih Muslim No.4163)
Surah al-anbiya:107 "
tidaklah KAMI mengutus manusia kecuali sebagai rahmat bagi semesta alam...
"
Dihimpun
dari berbagai artikel Islam