Tugas dan tanggung jawab Gubernur Sulawesi
Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo kini bertambah. Selain mengurus
pemerintahan di Sulsel, ia juga mendapat amanah baru mengkoordinasikan upaya
ketahanan pangan secara nasional dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Bagaimana
upaya SYL meningkatkan ketahanan pangan nasional……?
Berikut
Kutipan Yusran A. Yahya, SPt, MSi (Penyuluh Pertanian BP4K Kab. Bone) bersumber
dari Fajar Online (www.fajar.co.id)
Bisa
dijelaskan, pertimbangan Presiden RI menunjuk Bapak untuk mengkoordinasikan
ketahanan pangan nasional?
Jadi
dalam tiga sidang kabinet terbatas yang dilakukan Bapak Presiden RI, Susilo
Bambang Yudhoyono, saya selaku Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi se-Indonesia
(APPSI) sebagai pendamping tetap serta empat gubernur lain berganti-ganti
sesuai dengan topik dan main programme pembahasan-pembahasan yang ada.
Topiknya
macam-macam yaitu pendidikan, transportasi dan koneksitas daerah, serta
pertanian dan perikanan. Dalam rapat menyangkut ketahanan pangan pekan lalu,
selaku Ketua APPSI, saya memang diberi tugas untuk mengkoordinasikan kegiatan
pengembangan ketahanan pangan secara nasional. Tentu ini dalam kapasitas saya
sebagai Ketua APPSI itu.
Terkait
pembahasan di bidang pertanian itu, apa saja yang menjadi rumusan pada sidang
kabinet terbatas itu?
Ada
beberapa hal yang memang menjadi rumusan-rumusan. Tetapi, secara spesifik di
bidang pertanian, Bapak Presiden menugaskan saya dengan beberapa gubernur
lainnya untuk mencoba merumuskan seperti apa bangunan yang harus dilakukan
untuk mendukung sebuah program over stock 10 juta ton beras untuk kepentingan
nasional.
Selain
itu, beliau berharap memberi input atau memperkuat Menteri Dalam Negeri
di dalam rangka menemukan Inpres yang tepat agar memberi kompetensi yang cukup
bagi gubernur seluruh Indonesia. Tugasnya untuk mengkoordinir lahan-lahan yang
telantar, yaitu semacam pendelegasian kewenangan presiden atau pemerintah pusat
agar lahan-lahan yang telantar bisa dilakukan upaya-upaya mengoptimalisasi
pemanfaatan fungsinya.
Sebenarnya,
penunjukan tugas ini tak lain karena kita semua di Sulsel sukses mencapai
target overstock beras 2 juta ton lebih setiap tahunnya. Presiden berpikir,
dari konsepsi pemerintah Provinsi Sulsel untuk mencapai surplus 2 juta ton
tersebut, maka saya selaku gubernur diminta untuk memikirkan langkah strategis
apa yang harus saya tempuh untuk mencapai surplus 10 juta ton secara nasional.
Apa
kiat dan strategi Bapak dalam mewujudkan kepercayaan SBY itu?
Kiat
saya di sini dengan menggunakan konsep "Paksaki". Maksudnya, Paksaki
itu merupakan planning yang baik, antusias dari intitusi yang bertanggung
jawab, komitmen leadership untuk mendorong hal itu pada disemua tingkatan,
skill. Yakni menggunakan tenaga skill sesuai dengan bidang dan keahliannya
untuk mendukung hal itu. Dan Ki-nya itu merupakan Knowledge and Innovation. Hal
itu untuk menghadirkan bibit unggul yang memberi kemampuan bagi terjadinya
kuantitas dan kualitas pertanian yang lebih baik.
Surplus 2 juta ton beras Sulsel terus tercapai sejak 2008. Apa rahasia di balik kesuksesan itu, padahal di lain sisi anomali cuaca sangat tidak stabil di Sulsel?
Itu
karena semua orang mau terlibat dan merasa itu perlu. Ini kematangan program.
Program itu sendiri pemanfaatannya tidak saja untuk pemerintah, tetapi itu
memang kebutuhan masyarakat. Ada pasar yang bisa dikelola, sehingga kita bisa
melihat pertumbuhan hasil dari pencapaian itu. Ini bermakna realistis pada
kehidupan masyarakat. Selain itu, regulasi dan institusi yang bekerja maksimal,
personal yang paham, agenda aksi lima tepat, di antaranya bibit, modal,
keterampilan, dan pasar yang cukup.
Jadi
semua ini terwujud tak lepas dari sumbangsih dan saran seluruh pihak. Tak
terkecuali peran aktif para bupati yang ada di Sulsel dan memiliki wilayah yang
luas di sektor pertanian. Tentu tugas seorang gubernur mengkoordinasikan hal
ini. Tentunya ucapan terima kasih saya kepada para bupati dan walikota
yang telah ikut terlibat dan menyukseskan program pro rakyat ini.
Bagaimana meningkatkan harga padi di tingkat petani. Jika overstock beras di Sulsel, maka dimana tujuan penyaluran beras Sulsel?
Bagaimana meningkatkan harga padi di tingkat petani. Jika overstock beras di Sulsel, maka dimana tujuan penyaluran beras Sulsel?
Saat ini kita mencoba mendorong olahan agar kita tidak menjual beras seperti
dulu. Kita harus packing yang baik dan diharapkan bisa menembus
persaingan beras international. Dengan begitu harganya bisa naik. Untuk
penyaluran beras di Sulsel dikirim ke-17 provinsi seluruh Indonesia, dan
itu sesuatu yang luar biasa. Bintang Maha Putra saya salah satunya karena hal
ini.
Yang selalu jadi kendala adalah penyaluran pupuk bersubsidi bagi petani. Bagaimana mengantisipasinya?
Kelangkaan pupuk terjadi jika ada pemain. Makanya saya sudah meminta kepada para bupati dan walikota atau stakeholder pertanian untuk ikut mengawasi penyaluran pupuk ini. Insya Allah hal ini tidak akan terjadi sepanjang kita semua ikut mengawasi.
Terakhir, Sulsel menjadi pilar utama nasional. Apakah overstock ini juga jadi alasan itu?
Pasti.
Dengan tingginya produksi beras di Sulsel, dan tercapai surplus 2 juta ton
beras, maka Provinsi Sulsel siap menyuplai 17 provinsi di Indonesia untuk
sektor pangan. Inilah alasannya, Sulsel menjadi pilar utama nasional. Posisi
Sulsel saat ini sangat penting di tingkat nasional. Kita patut berbangga.
(*)
Sumber berita : fajar online (www.fajar.co.id)