Diare
merupakan gejala penyakit yang sering dialami oleh pedet dan seringkali
berakhir dengan kematian apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Diare
pedet secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu diare non
infeksius (akibat kesalahan dalam pemberian pakan, dsb.) dan diare
infeksius (akibat infeksi mikroorganisme). Mikroorganisme penyebab
diare pada pedet adalah virus, bakteri dan protozoa. Virus penyebab diare
pedet biasanya dai golongan rotavirus, coronavirus dan BVD. Bakteri yang sering
menyebabkan diare pada pedet adalah E.coli, Salmonella dan Clostridium,
sedangkan dari golongan protozoa adalah Cryptosporidia dan Coccidia.
Adanya
diare menyebabkan pedet mengalami dehidrasi (kehilangan cairan
tubuh) dengan cepat. Derajat dehidrasi pedet dapat diperkirakan dengan melihat
gejala yang tampak pada pedet. Selain itu derajat dehidrasi dapat diprediksi
dengan melakukan uji elastisitas kulit, caranya dengan melakukan penarikan /
pencubitan kulit di daerah leher. Pada pedet yang normal kulit akan kembali
seperti ke keadaan semula dalam waktu kurang dari 2 detik.
Oleh
karena itu pertolongan pertama yang harus diberikan pada pedet yang
mengalami dehidrasi adalah dengan memberikan cairan elektrolit untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang. Cairan elektrolit dapat diberikan secara
oral untuk mengatasi diare yang menyebabkan dehidrasi ringan, sedangkan untuk
diare berat pelu dilakukan pemberian cairan pengganti secara intravena oleh
dokter hewan atau paravet. Cairan pengganti yang diberikan secara oral
sebenarnya sudah banyak disediakan di pasaran dengan berbagai merek, tetapi
apabila tidak tersedia dapat juga dibuat sendiri.
Cairan pengganti
Bahan
atau komponen yang harus terkandung dalam cairan pengganti untuk
kasus diare adalah:
Air
Merupakan
komponen wajib dalam cairan pengganti. Karena sebagian besar komponen penyusun
cairan tubuh adalah air.
Sodium/Natrium
(Na+)
Merupakan
ion ekstraseluler yang sangat dibutuhkan dalam system metabolisme tubuh.
Idealnya cairan pengganti mengandung 70-145 mmol/L (< 3,3 g/L).
terlalu banyak ataupun kekurangan sodium akan berakibat buruk juga untuk pedet.
Glukosa
(Dextrosa)
Merupakan
sumber energi. Adanya glukosa dalam cairan pengganti juga akan membantu
dalam proses penyerapan Sodium (Na). Kandungan Glukosa sebaiknya tidak lebih
dari 200 mmol/L (atau < 36 g/L). terlalu banyak glukosa menyebabkan
perubahan osmolaritas larutan (mjd hipertonik) yang malah bisa berakibat
penarikan cairan tubuh keluar dari jaringan tubuh ke lumen usus.
Glysine
Merupakan
asam amino non essential . Kandungan total sebaiknya tidak lebih dari 145
mmol/L (10,9 g/L).
Alkali
Berguna
untuk menurunkan derjat keasaman (mengurangi metabolic acidosis). Senyawa
yang sering dipakai adalah bicarbonate, citrate, lactate, acetate atau
propionate yang berikatan dengan Na (Natrium bicarbonate dst.) Pemberian
larutan yang menggunakan bicarbonate dan citrate tidak boleh berdekatan dengan
waktu pemberian susu karena dapat menghambat penggumpalan casein dalam
abomasum. Kandungan senyawa alkalis sebaiknya 50 – 80 mmol/L.
Potassium/Kalium
(K+) dan Chloride (Cl-)
Merupakan
ion penting yang berperan dalam pengaturan pH darah dan kontraksi otot.
Kandungan Kalium sebanyak 20 – 30 mmol/L dan Chloride 50 -100 mmol/L
Cara menentukan berapa banyak elektrolit yang
dibutuhkan
Untuk
menentukan berapa banyak cairan pengganti yang harus diberikan adalah berdasarkan
derajat dehidrasi yang dialami pedet (table di atas) dan berat badan pedet.
Contoh:
Pedet
diare dengan berat badan 30 kg mengalami dehidrasi 7%.
- Jumlah cairan elektrolit yang perlu ditambahkan untuk mengoreksi 7% dehidrasi adalah:
= 30 X 0,07 = 2,1 liter
- Jumlah susu yang dibutuhkan pedet (10% dr Berat badan)
= 30 x 0,1 = 3 liter
- Jadi jumlah cairan yang harus diberikan (elektrolit + susu) adalah = 5 liter/hari
Cairan
elektrolit pengganti cairan tubuh saat ini sudah banyak dijual dipasaran dengan
berbagai merek. Tetapi bila tidak tersedia atau kesulitan untuk mendapatkannya
dapat dibuat sendiri dengan bahan yang sangat sederhana.
Bahan:
1 sendok garam dapur
2 sendok baking soda (Soda kue)
1 sachet agar serbuk
1 sachet kaldu sapi
Larutkan
bahan tersebut dalam air sehingga didapatkan larutan sebanyak 2 liter. Berikan
larutan tersebut perlahan-lahan menjadi 2-3 kali pemberian.
Pemberian susu minimal lebih dari 2-3 jam sebelum atau sesudah pemberian
larutan pengganti karena adanya kandungan bicarbonate.
Antibiotik
Antibiotik
berspektrum luas dapat diberikan untuk kasus diare yang disebabkan oleh
bakteri , misalnya salmonella. Penggunaan antibiotik perlu
dipertimbangkan pula mengenai residu antibiotik dalam tubuh pedet.
Vaksinasi
Vaksinasi
dilakukan pada induk yang bunting atau setelah pedet lahir untuk
mencegah terjadinya diare. Vaksinasi untuk Rotavirus, Coronavirus, E. coli
biasa diberikan pada 6 dan 3 minggu sebelum kelahiran. Vaksin E coli
untuk pedet usia beberapa jam setelah lahir juga sudah tersedia di
pasaran.
Pencegahan
- Hindari tempat melahirkan yang kotor, basah dan lembab.
- Celuplah tali pusar pedet menggunakan larutan iodine tincture
- Pastikan pedet yang baru lahir mendapatkan kolostrum yang berkualitas baik dengan jumlah yang cukup. Antibody yang terkandung dalam kolostrum merupakan pertahanan utama pedet yang baru lahir hingga system imunitas pedet tersebuit berkembang.
- Pisahkan pedet dari induk atau saapi dewasa lainnya.
- Isolasi pedet yang mengalami diare secepat mungkin. Bersihkan dan desinfeksi lingkungan kandang.
- Lakukan vaksinasi untuk dara atau induk saat bunting.
References:
- Animal health and welfare team MLA. 2005. Treating calf scours. http://www.mla.com.au
- Spence, S.2006. Treating calf scour. Primefact 135 http://www.dpi.nsw.gov.au
- Kehoe,S and Heinrichs, J. 2002. Electrolytes for Dairy Calves http://www.das.psu.edu