Soal penyakit cacing
pada ayam ini, pada ayam yang paling banyak menyerang adalah cacing pita.
Terutama pada ayam petelur, karena ayam ini hidupnya lebih lama dan cacing pun
membutuhkan waktu untuk siklus hidupnya. Berbeda dengan ayam pedaging yang masa
peliharaannya rata-rata satu kali masa panen cuma 35 hari, sehingga untuk
siklus hidup cacing juga sangat pendek apalagi untuk menyerang dan menimbulkan
penyakit. Parasit helmin atau cacing memang secara alami ditemukan pada
berbagai jenis unggas liar dan unggas peliharaan. Beberapa spesies parasit
cacing acap kali ditemukan secara kebetulan pada saat melakukan bedah bangkai
pada ayam.
Di lapangan, ada dua
jenis parasit cacing internal yang sering dijumpai pada unggas seperti Nematoda
atau cacing gilig dari jenis Nemathelminthes dan Cestoda atau cacing pipih dari
jenis Platyhelminthes. Dalam pengendaliannya, dibutuhkan identifikasi spesies
yang tepat dan pengetahuan tentang siklus hidup kedua cacing tersebut.
Nematoda merupakan kelompok parasit
cacing yang terpenting pada unggas, hal ini terkait dengan jumlah spesiesnya
dan kerusakkan yang disebabkan cacing tersebut. Kelompok Nematoda mempunyai
siklus hidup langsung dan tidak langsung.
Pada siklus hidup
langsung, Nematoda tidak membutuhkan inang perantara untuk menginfestasi ayam
atau unggas lainnya sedang pada siklus hidup tidak langsung, Nematoda
membutuhkan inang perantara untuk kelangsungan hidupnya.
Ada banyak jenis Nematoda yang dapat
menyerang ayam peliharaan seperti:
(1) Nematoda yang menyerang saluran
pencernaan adalah Capilaria, Gongylonema, Dyspharynx, Tetrameres, Ascaridia,
Heterakis, Strongyloides dan Trichostrongylus. Pada bagian ini, yang perlu
diwaspadai peternak adalah Capilaria, Ascaridia dan Trichostrongylus yang
sering menyerang ayam yang dipelihara dengan sistem ekstensif.
(2) Nematoda yang dijumpai pada saluran
pernafasan adalah Syngamus yang dikenal juga dengan istilah cacing merah karena
warna cacing ini merah atau cacing garpu karena cacing jantan dan betina dalam
kopulasi selalu terlihat seperti hurup “Y”.
(3) Nematoda yang dapat dijumpai pada
mata adalah Oxyspirura. Infeksi Oxyspirura pada ayam liar seperti ayam kampung sering
dijumpai. Cacing ini dijumpai di bawah selaput niktitan, kantong konjungtiva
dan saluran nasolakrimalis mata.
Manifestasi klinis pada
ayam yang terinfestasi Oxyspirura adalah oftalmia atau radang mata yang berat,
gelisah dan terus menerus menggaruk mata yang terlihat basah dan memerah karena
radang.
Kemudian selaput
niktitan terlihat membengkak, sedikit menonjol di bawah kelopak mata di bagian
sudut mata dan biasanya digerakkan secara terus menerus sebagai usaha untuk
mengeluarkan benda asing dari dalam mata.
Pada kondisi parah,
kelopak mata terlihat bertaut dan di bawahnya dapat ditemukan material mengeju
berwarna putih. Jika tidak diobati, infestasi Oxyspirura dapat menimbulkan
kebutaan pada ayam.
Askaridiasis pada Ayam
Perkembangan dunia perunggasan
di negara kita, memang sudah banyak menciptakan peluang bisnis. Hal ini
disebabkan karena bisnis perunggasan bisa dijangkau masyarakat kalangan bawah,
dapat dipelihara oleh masyarakat atau peternak dengan lahan yang cukup kecil,
kapital “demand power” yang cukup kuat, menyebabkan ternak ini lebih cepat
perkembangannya dibandingkan dengan perkembangan ternak lain. Demikian Situs
Komunitas Dokter Hewan Indonesia menyatakan,
Namun, menurut mereka, para peternak
tidak sedikit mengalami hambatan dan rintangan selain harga pakan yang terus
naik, obat-obatan yang cukup mahal juga adanya berbagai macam penyakit yang
sering menyerang ternak. Salah satu penyakit pada ayam yang sering ditemui
adalah askaridiasis.
Penyakit ini disebabkan oleh cacing
Ascaridia galli yang menyerang usus halus bagian tengah. Cacing ini menyebabkan
keradangan dibagian usus yang disebut hemorrhagic. Larva cacing ini berukuran
sekitar 7mm dan dapat ditemukan diselaput lendir usus. Parasit ini juga dapat
ditemukan dibagian albumen dari telur ayam yang terinfeksi.
Menurut Situs Komunitas
Dokter Hewan Indonesia itu, infeksi Ascaridia dapat disebabkan oleh Ascaridia
galli, Ascaridia dissmilis, Ascaridia numidae, Ascaridia columbae, Ascaridia
compar, dan Ascaridia bonase. Selain berparasit pada ayam, Ascaridia galli juga
ditemukan pada itik, kalkun, burung dara, dan angsa. Cacing ini tinggal didalam
usus halus, berwarna putih, bulat, tidak bersegmen dan panjangnya sekitar 6-13
cm.
Ascaridia galli
merupakan suatu parasit cacing yang paling sering ditemukan pada unggas
peliharaan dan menimbulkan kerugian ekonomik yang cukup tinggi. Cacing tersebut
biasanya menimbulkan kerusakan yang parah selam bermigrasi pada fase jaringan
dari stadium perkembangan larva.
“Migrasi
terjadi di dalam lapisan mukosa usus dan menyebabkan pendarahan (enteritis
hemoragi). Jika lesi tersebut bersifat parah, maka kinerja ayam akan menurun
secara dramatis. Ayam yang terinfeksi akan mengalami gangguan proses digesti
dan penyerapan nutrien sehingga dapat menghambat pertumbuhan,”
tambah mereka.
Selanjutnya, cacing
Ascaridia bersifat spesifik untuk suatu spesies tertentu dan tidak ada/hanya
sedikit kemungkinan terjadi infeksi silang antara jenis unggas yang satu dengan
yang lainnya. Ascaridia galli berparasit pada ayam, kalkun, burung dara, itik,
dan angsa.
Kaya situ situ, siklus
hidup Ascaridia galli tidak butuh hospes perantara. Penularan cacing tersebut
biasanya melalui pakan, air minum, litter, atau bahan lain yang tercemar oleh
feses yang mengandung telur infektif. Ayam muda lebih sensitif terhadap
kerusakan yang ditimbulkan oleh Ascaridia galii.
Lalu, pada umur 2-3
bulan, ayam akan membentuk kekebalan berperantara seluler terhadap cacing
tersebut. Sejumlah kecil cacing Ascaridia galli yang berparasit pada ayam dewasa
biasanya dapat ditolerer oleh tanpa adanya kerusakan tertentu pada usus.
Infestasi 10 ekor cacing pada ayam dewasa dianggap tidak berbahaya, namun lebih
dari 75 ekor akan menimbulkan masalah tertentu.
Adapun, infeksi
Ascaridia galli dapat menimbulkan penurunan berat badan yang berhubungan
langsung dengan jumlah cacing yang terdapat didalam tubuh. Status nutrisi dari
hospes juga penting karena penurunan berat badan lebih tinggi dari pada ayam
yang diberi pakan dengan kadar protein tinggi dari pada ayam yang diberi pakan
dengan protein lebih rendah.
Pada infeksi berat
dapat terjadi penyumbatan pada usus. Ayam yang terinfeksi Ascaridia galli dalam
jumlah besar akan kehilangan darah, mengalami penurunan kadar gula darah,
peningkatan asam urat, atrofi timus, gangguan pertumbuhan, dan peningkatan
mortilitas.
“Infeksi Ascaridia galli tidak
mempengaruhi terhadap kadar protein darah, packed cell-volume (PCV) atau kadar
hemoglobin. Penyakit tersebut mempunyai efek sinergistik dengan penyakit lain,
misalnya koksidiosis dan Infectious bronchitis (IB). Cacing tersebut juga dapat
membawa reovirus dan menularkan virus tersebut,” kata mereka.
Kadang-kadang,
Ascaridia galli juga dapat ditemukan dalam telur ayam, hal ini dapat
dihubungkan dengan kemampuan cacing untuk bermigrasi kedalam oviduk melalui
kloaka, sehingga cacing tersebut akan terbungkus oleh kulit telur.
Selanjutnya, umur ayam
dan derajat keparahan infeksi memegang peranan penting dalam kekebalan terhadap
cacing tersebut. Ayam yang berumur 3 bulan atau lebih menunjukan adanya
resistensi terhadap infeksi Ascaridia galli. Status nutrisi ayam juga
mempengaruhi pembentukan kekebalan terhadap cacing tersebut. Menurut penelitian
ayam yang diberikan pakan dengan kadar vitamin A, B kompleks, kalsium, dan
lisin yang tinggi akan meningkatakan resistensi terhadap Ascaridia galli.
Mengingat bahwa lalat
dapat bertindak sebagai vektor mekanik dari telur Ascaridia galli, maka
pengendalian terbaik terhadap cacing tersebut adalah kombinasi antara
pengobatan preventif dan manajemen kandang yang optimal, meliputi
sanitasi/disinfeksi ketat dan pembasmian lalat.
Akhirnya, menurut Situs
Komunitas Dokter Hewan Indonesia itu, pencegahan dan pengobatan pada pullet
biasanya diberikan sekitar umur 5 minggu, kemudian diulang dengan interval 4
minggu sampai ayam mencapai umur 21 minggu.
Semakin paham tentang penyakit cacing
pada ayam, semakin kita pastikan lebih sempurnalah penanganan kesehatan
terhadap sang ayam!
Dari berbagai situs/sumber