Limbah ternak sapi perah terdiri dari limbah padat berupa
feces/kotoran ternak dan sisa pakan, serta limbah cair berupa air limbah
pencucian kandang, air limbah sanitasi ternak dan air kencing sapi.
Dalam satu hari setiap ekor sapi dapat menghasilkan limbah padat
sebanyak 30-45 kg dan limbah cair sebanyak 100-250 liter.
Bila tidak dikelola dengan baik, limbah yang dihasilkan akan
menimbulkan masalah pada aspek produksi dan lingkungan seperti
menurunkan kualitas susu yang dihasilkan, menimbulkan bau, dan menjadi
sumber penyebaran penyakit bagi ternak dan manusia. Selain itu bila
berdekatan dengan lokasi perumahan akan menimbulkan protes dari
masyarakat, dan pencemaran air.
Untuk itu pengelolaan limbah ternak perlu dilakukan secara tepat
disesuaikan dengan karakteristik wilayah, ketersediaan lahan, dan
teknologi serta manajemen usaha yang berkembang di masyarakat.
Secara umum pengelolaan limbah ternak dapat dilakukan dengan dua cara:
Pertama, mengolahnya menjadi biogas.
Limbah ternak yang dapat diolah menjadi biogas adalah kotoran ternak (feces)
dan limbah cair dari pencucian, sanitasi dan urin sapi. Sedangkan sisa
pakan berupa jerami atau hijauan lainnya perlu dipisahkan dan tidak
masuk ke dalam reaktor digester biogas agar tidak terjadi sumbatan pada
saluran dan reaktornya. Selanjutnya gas yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan sebagai bahan bakar kompor atau dirubah menjadi listrik
dengan bantuan generator.
Kedua, mengolahnya menjadi pupuk kompos (padat atau cair).
Untuk menghasilkan pupuk kompos padat diperlukan bahan berupa kotoran
ternak dan sisa pakan atau hijauan. Sebaiknya bahan tersebut sejak awal
telah dipisahkan agar tidak tercampur dengan air cucian, sanitasi dan
urin ternak. Selanjutnya bahan tersebut dapat dikomposkan langsung atau
ditambah arang sekam, serbuk gergaji, kapur dan aktivator untuk membantu
proses pengomposan dan memperkaya unsur hara dalam kompos yang
dihasilkan. Sedangkan untuk menghasilkan kompos/pupuk cair bahan yang
digunakan terdiri dari urin sapi dan cairan sisa biogas. Cairan tersebut
perlu ditambahkan beberapa bahan lain seperti dedak, nira atau tetes,
dll untuk selanjutnya difermentasi selama 3-7 hari.
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pengelolaan limbah ternak yang tepat adalah:
- menciptakan kondisi kegiatan/usaha budidaya sapi perah dan produksi susu berjalan secara optimal,
- meniadakan unsur pencemar di dalam lokasi kegiatan,
- menghasilkan produk susu yang lebih berkualitas karena lingkungan usaha bersih dan sehat,
- menghindari gangguan lingkungan berupa pencemaran di lokasi peternakan dan lingkungan sekitar,
- menciptakan kondisi yang harmonis dengan masyarakat sekitar.
(Dede Sulaeman/Dit. PHP)