Selain digunakan sebagai bumbu masakan, temu kunci
ternyata memiliki manfaat lainnya. Di tangan lima mahasiswa Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) temu kunci dapat digunakan sebagai
penangkal penyakit flu burung pada hewan ternak.
Adalah Mifta Rizkiani, Zaini Miftah, Micki Kurniawan, Fitrianisa
Fathurohmah, dan Eli Muli Lestari. Kelima mahasiswa Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UMY berhasil mengembangkan tanaman Temu Kunci
sebagai penangkal flu burung pada hewan ternak dan menjadi salah satu
perwakilan UMY pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 25 dalam
kategori program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P).
Ketua tim Mifta Rizkiani mengungkapkan, temu kunci memang lebih
dikenal sebagai bumbu masakan namun sebenarnya juga memiliki khasiat
lain sebagai peningkat daya imun bagi hewan ternak agar terhindar
penyakit. “Setelah dilakukan penelitian, ternyata tanaman temu kunci ini
berkhasiat untuk mencegah hewan ternak terkena berbagai penyakit yang
salah satunya adalah penyakit yang mematikan, yakni Flu Burung,” kata
Mifta, seperti dinukil dari situs UMY.
Penelitian yang berjudul ‘Uji Aktivitas Imunostimulator Temu Kunci
(Boesenbergia pandurata (Roxb) pada Coturnix coturnix yang Terinduksi
Vaksin AI (Avian Influenza) Subtipe H5N1 melalui Pengukuran Titer
Antibodi’ ini telah memberikan terobosan baru tentang pencegahan
penyakit Flu Burung pada hewan ternak secara dini. “Flu burung merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan
ditularkan oleh unggas. Di Indonesia sendiri pada Januari 2004 terdapat
kasus kematian ayam ternak yang luar biasa terutama di Bali, Jawa, dan
Kalimantan Barat,” ujarnya menambahkan.
Dia menyebut, awal mula mereka melakukan penelitian tersebut ketika
mereka melihat para peternak di daerah Kaliurang yang mencampurkan temu
kunci pada pakan ternak mereka. “Kemudian kami melakukan penelitian ini
untuk membuktikan kebenarannya secara ilmiah,”ungkapnya.
Mereka kemudian melakukan penelitian dengan mengukur titer antibodi
Immunoglobulin Yolk (IgY) yang ada pada temu kunci. Pengembangan
imunoterapi IgY yang ada pada temu kunci dengan memanfaatkan sistem imun
unggas. “Kelebihan sistem IgY ini selain memberikan kekebalan pada
induk unggas juga dapat memberikan kekebalan pasif pada keturunannya
melalui telur. Embrio bangsa burung yang baru menetas mendapatkan
imunitas pasif melalui transfer IgY induk dari serum ke kuning telur,”
papar Mifta.
Metode yang mereka lakukan selanjutnya dengan membuat jus dari
rimpang temu kunci. “Kami menggunakan rimpang temu kunci seberat 100
gram kemudian ditambah 10 ml air lalu diblender. Selanjutnya jika sudah
selesai diblender lalu diambil airnya dengan diperas. Tahapan ini mampu
menghasilkan sekitar 50 ml berwarna coklat pekat,” urainya.
Melalui metode jus rimpang tersebut diharapkan masyarakat bisa
mempraktikannya sendiri. Kemudian bisa mencampurkannya pada makanan
untuk ternak mereka. Mifta dan kawan-kawan berharap, melalui pemanfaatan
tanaman temu kunci tersebut bisa menjadi sebuah terobosan baru dan
berperan dalam pencegahan penyakit flu burung. (mrg)
Sumber: Okezone.com