Perbedaan Kambing dan Domba
Domba dan kambing,
meskipun sama-sama small ruminants namun memiliki perbedaan yang
mencolok. yah, jika diusut mulai dari asal-usulnya saja, domba dan
kambing berbeda. Domba, dalam lingkungan kelompok merupakan binatang
yang sangat senang berkelompok. berbeda dengan kambing, yang konon
berasal dari daerah pegunungan. Kambing itu makhluk soliter, namun
begitu kepintarannya jangan dipandang sebelah mata. dan dengan demikian,
domba merupakan hewan yang kurang cerdas dong?
Mungkin bisa dibilang begitu. Konon,
istilah leadership berasal dari kata leader yang berarti “memimpin” dan
sheep yang berarti “domba”. ada suatu pendapat bahwa kegiatan memimpin
domba ini merupakan kegiatan yang paling merepotkan, karena domba yang
berkerumun sulitnya lebih daripada memimpin satu garnisun. memimpin
domba yang bisa dibilang menggembala domba inilah yang kemudian bagi
para ahli teologi dipandang sebagai sebagian langkah dari prophechy.
Yah, setidaknya itu intermezo saja. btw,
saya akan sedikit mengulas mengapa saya bilang domba dan kambing itu
beda? oke, kita mulai inspectionya. dilihat dari bentuk ekor, domba
hampir sama dengan hewan lainnya, ekor menggantung ke bawah. sedangkan
kambing ekornya tegak ke atas dan pendek. Sebenarnya dari ciri ekor ini,
domba dapat dengan mudah diamati kapan dia stress, kapan dia birahi,
dan kapan dia sakit. soalnya kalau sedang birahi, ekor akan tegang
mengangkat ke atas, dan apabila sakit ekor terkadang diantara kedua
paha. tentu saja bagi kambing, birahi maupun tidak ekornya tetap ke
atas.
domba memiliki rambut tebal yang bernama
wool. dari fungsinya saja, wool ini digunakan domba untuk melindungi
tubuhnya dari rasa dingin iklim subtropis. maka bisa dipastikan, bahwa
nenek moyang domba setidaknya berasal dari benua atau daerah yang
beriklim subtropis. kadangkala kita bingung, mengapa ada domba garut di
indonesia ini? suatu teori yang belum diketemukan hingga sekarang,
terasa sebagai missing link tentang kebenaran apakah domba juga berasal
dari daerah tropis? bila dikaitkan dengan fungsi dari wool sendiri, maka
akanlah tidak berguna jika wool tetap tumbuh di iklim tropis. bagaimana
tidak? ibarat memakai baju yang terbuat dari wool, wool pastinya panas
bila dipakai di iklim seperti ini.
Bagaimana dengan kambing? tentu saja
wool tidak diperlukan bagi dia. konon, dan sampai sekarang setidaknya
diketahui bahwa kambing memiliki tingkat adaptasi yang tinggi. Hal ini
tentu saja memudahkan saat domestikasi, dimana peternak tidak kesulitan
untuk membiasakan kambing di suatu daerah. kadang kala karena kemampuan
adaptasinya yang tinggi pula, kambing mempunyai kebiasaan lamanya yang
kadang timbul meskipun telah dibiasakan untuk berlaku sebaliknya.
kebiasaan untuk memanjat ke tempat yang lebih tinggi, misalnya, tidak
akan pernah hilang. dan tentu saja, bila peternak yang cerdas maka
kebiasaan ini bisa dijadikan sebagai suatu olahraga tersendiri bagi
kambing.
cara makan domba adalah grazing
(merumput), berbeda dengan kambing yang senang meranggas (memakan
ramban, browse, leguminosa, dan tetanaman yang agak lebih tinggi
darinya). grazing domba adalah 2 kali panjang tubuhnya dan pola
grazingnya. sedangkan kambing, meskipun disediakan pakan di tempat pakan
namun kebiasaan meranggasnya tetap ada (ini mungkin sebagai efek dari
tingkat adaptasi yang tinggi). oleh karena itu, kadangkala perlakuan
pemberian pakan yang agak lebih tinggi atau seukuran dengan leher
kambing diterapkan agar kambing tersebut nyaman. meskipun demikian,
tidak semua peternak menerapkan sistem ini.
Kambing, pada saat birahi/kawin juga
pada pejantannya memiliki kelenjar yang menghasilkan bau yang kadangkala
kita bilang ini merupakan bau khas kambing. weleh…. yah bagaimanapun
kambing memang demikian kan? sebenarnya, baik hewan small ruminants
maupun large ruminants memiliki kemampuan untuk menghasilkan gas feromon
bagi sang betinanya. gas ini berfungsi menarik pejantan untuk kawin.
konon, gas ini mampu meningkatkan libido pejantan, sehingga pejantan
yang menciumnya akan tergoda…. hmm, apakah tingkah laku seperti ini juga
dialami oleh manusia? (just kidding). bagaimana dengan domba?
pengetahuan saya masih belum sampai sana. masih butuh beberapa
pengamatan lagi.
masalah tanduk, oke ada perbedaan
disini. tanduk domba cenderung melingkar ke arah belakang (ke dekat
tubuh) dan kadangkala ke arah dalam. sebenarnya tanduk domba ini bila
dilihat berbahaya sekali, karena sebagian bangsa domba ada yang
tumbuhnya tebal sampai-sampai mendekati dagingnya. tentu saja,
penanganan tanduk ini perlu dilakukan, karena bila dibiarkan lebih
lanjut akan membahayakan keselamatan si domba. bagaimana dengan kambing?
tanduk kambing lebih mengarah ke atas dan melingkar kearah depan. bagi
bangsa kambing yang masih galur murni, maka akan tampak bahwa tanduknya
besar-besar sebagai pertanda suatu adaptasi mempertahankan diri yang
tinggi.
nah, dari sekelumit penjelasan tersebut,
ada gambaran kan? yah, kadangkala kita sering menyamakan domba dengan
kambing. sekarang kita setidaknya mengetahui perbedaan. meskipun
demikian, mereka hampir memiliki kesamaan dalam hal fisiologisnya.
karena itu kadangkala dalam penelitian ukuran keduanya dianggap sepadan.
oke, segitu saja dari saya. semoga ada manfaatnya.mohon maaf bila ada
kekurangannya.
Semoga bermanfaat...!!!!