Oleh
Yusran A. Yahya, SPt (Penyuluh Pertanian Kab. Bone)
DEDAK
PADI
Dedak
padi (hu’ut dalam bahasa sunda) merupakan hasil sisa dari penumbukan
atau penggilingan gabah padi. Dedak tersusun dari tiga bagian yang masing
masing berbeda kandungan zatnya.
Ketiga
bagian tersebut adalah :
- Kulit gabah yang banyak mengandung serat kasar dan mineral
- Selaput perak yang kaya akan protein dan vitamin B1, juga lemak dan mineral.
- Lembaga beras yang sebagian besar terdiri dari karbohidrat yang mudah dicerna.
Berhubung dedak merupakan campuran dari ketiga bagian tersebut diatas maka nilai/martabatnya selalu berubah-ubah tergantung dari proporsi bagian-bagian tersebut.
Menurut
kelas nilainya, dedak dibagi menjadi empat kelas, yaitu :
- Dedak Kasar Adalah kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah. Analisa kandungan nutrisi: 10.6% air, 4.1% protein, 32.4% bahan ekstrak tanpa N, 35.3% serat kasar, 1.6% lemak dan 16% abu serta nilai Martabat Pati 19 Sebenarnya dedak kasar ini sudah tidak termasuk sebagai bahan makanan penguat (konsentrat) sebab kandungan serat kasarnya relatif terlalu tinggi (35.3%)
- Dedak halus biasa Merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung). Dedak halus biasa ini banyak mengandung komponen kulit gabah, juga selaput perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena kadar serat kasar dibawah 18%. Martabat Pati nya termasuk rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dapat dicerna. Analisa nutrisi: 16.2% air, 9.5% protein, 43.8% bahan ekstrak tanpa N, 16.4% serat kasar, 3.3% lemak dan 10.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) nya 53
- Dedak lunteh Merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras (slep atau polishing beras). Dari semua macam dedak, dedak inilah yang banyak mengandung protein dan vitamin B1 karena sebagian besar terdiri dari selaput perak dan bahan lembaga, dan hanya sedikit mengandung kulit. Di beberapa tempat dedak ini disebut juga dedak murni. Analisa nutrisi: 15.9% air, 15.3% protein, 42.8% bahan ekstrak tanpa N, 8.1% serat kasar, 8.5% lemak, 9.4% abu serta nilai MP adalah 67.
- Bekatul
Merupakan hasil sisa ikutan dari pabrik pengolahan khususnya bagian asah/slep/polish. Lebih sedikit mengandung selaput perak dan kulit serta lebih sedikit mengandung vitamin B1, tetapi banyak bercampur dengan pecahan-pecahan kecil lembaga beras (menir). Oleh sebab itu masih dapat dimanfaatkan sebagai makanan manusia sehingga agak sukar didapat. Analisa nutrisi: 15% air, 14.5% protein, 48.7% lemak dan 7.0% abu serta nilai MP adalah 70.
Dalam
perdagangan harus cukup teliti dan waspada karena dedak sering dipalsukan
dengan mencampur kulit gabah (dedak kasar) yang telah digiling halus ke dalam
dedak halus, lunteh atau bekatul.
DEDAK
JAGUNG
Dedak
jagung merupakan hasil sisa ikutan dari penggilingan jagung yang banyak
terdapat di daerah-daerah yang makanan pokok dari penduduknya adalah jagung,
seperti Madura dan daerah industri dan pertanian Jagung lainnya. Dedak jagung
sangat baik diberikan pada ternak hanya cara penyimpanannya yang agak sukar
karena bersifat higroskopis sehingga mudah menjadi lembab sehingga cepat rusak.
Analisa
nutrisi: 9.9% air, 9.8% protein, 61.8% bahan ekstrak tanpa N, 9.8 serat kasar,
6.4% lemak dan 2.3% abu serta nilai Martabat Pati (MP) adalah 68.
BUNGKIL
KELAPA
Karena
(setidaknya ketika jurnal ini dibuat) minyak kelapa menduduki tempat pertama
dalam memenuhi kebutuhan manusia akan minyak goreng, bungkil kelapa sangat
mudah didapatkan. Harganya pun jauh lebih murah bila dibandingkan dengan
bungkil kacang tanah. Kadar proteinnya paling rendah diantara bungkil-bungkil
yang lain, namun nilai martabat makanannya cukup tinggi karena zat-zat yang
dikandung bungkil kelapa mudah dicerna.
Yang disebut bungkil kelapa ini biasanya adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu.
Sangat baik diberikan pada sapi perah sebab dapat meningkatkan kadar lemak susu sehingga meningkatkan kualitas susu. Pemberiannya tergantung pada berat badannya yaitu antara 1.5 - 2.5 kg/ekor/hari. Sedangkan untuk babi antara 0.75 - 1.5kg/ekor/hari. Baik pula diberikan pada ayam dengan pemberian sampai +/- 25%.
Yang disebut bungkil kelapa ini biasanya adalah hasil sisa dari pembuatan dan ekstraksi minyak kelapa yang didapat dari daging kelapa yang telah dikeringkan terlebih dahulu.
Sangat baik diberikan pada sapi perah sebab dapat meningkatkan kadar lemak susu sehingga meningkatkan kualitas susu. Pemberiannya tergantung pada berat badannya yaitu antara 1.5 - 2.5 kg/ekor/hari. Sedangkan untuk babi antara 0.75 - 1.5kg/ekor/hari. Baik pula diberikan pada ayam dengan pemberian sampai +/- 25%.
Untuk
kuda juga dapat diberikan hanya dalam jumlah sedikit dan dicampur dengan gabah
atau dedak, sebab apabila terlalu banyak dapat menyebabkan diare. Analisa
nutrisi: 11.6% air, 18.7% protein, 45.5% bahan ekstrak tanpa N, 8.8% serat
kasar, 9.6% lemak dan 5.8% abu serta nilai Martabat Pati (MP) 81.
BUNGKIL
KACANG TANAH
Bungkil
ini sekarang mudah didapat karena sudah banyak pabrik-pabrik minyak kacang,
baik pabrik modern maupun yang masih sederhana. Kadar proteinnya paling tinggi
diantara bungkil bungkil yang lain yang umum digunakan. Baik untuk digunakan
sebagai komposisi dalam ransum konsentrat untuk sapi, babi dan ayam. Hanya
perlu dibatasi jumlah pemberiannya karena kadar lemaknya yang cukup tinggi dan
harganya relatif mahal.
Analisa nutrisi: 6.6% air, 42.7% protein, 27% bahan ekstrak tanpa N, 8.9% serat kasar, 8.5% lemak dan 6.3% abu serta nilai MP adalah 80.
Analisa nutrisi: 6.6% air, 42.7% protein, 27% bahan ekstrak tanpa N, 8.9% serat kasar, 8.5% lemak dan 6.3% abu serta nilai MP adalah 80.
ONGGOK
Merupakan
hasil sisa dalam pembuatan tepung kanji. Dapat diberikan pada ternak sapi dan
babi sebagai komposisi ransumnya. Ampas ketela pohon ini berguna sebagai sumber
karbohidrat untuk stimulasi dalam pembuatan silase. Analisa nutrisi: 18.3% air,
0.8% protein, 78% bahan ekstrak tanpa N, 2.2% serat kasar, 0.2% lemak dan 2.5%
abu serta nilai MP adalah 76.