BUDIDAYA TEBU DI LAHAN KERING
Persiapan Lahan
Persiapan
lahan merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tanah tempat tumbuh tanaman tebu
sehingga kondisi fisik dan kimia tanah menjadi media perkembangan perakaran
tanaman tebu. Kegiatan tersebut terdiri atas beberapa jenis yang dilaksanakan
secara bertahap sesuai dengan kronologis.
Pada
prinsipnya, persiapan lahan untuk tanaman baru (PC) dan tanaman bongkaran baru
(RPC) adalah sama tetapi untuk PC kegiatan persiapan lahan tidak dapat
dilaksanakan secara intensif. Hal tersebut disebabkan oleh tata letak petak
kebun, topografi maupun struktur tanah pada areal yang baru dibuka masih belum
sempurna sehingga kegiatan mesin/peralatan di lapang sering terganggu. Pada
areal tersebut masih terdapat sisa – sisa batang/perakaran yang dapat
mengganggu operasional mesin di lapang. Petak dibuat dengan ukuran 200 m x 500
m (10 ha) yang dibatasi oleh jalan produksi dan jalan kebun.
Pembajakan
Pembajakan
I bertujuan untuk membalik tanah serta memotong sisa – sisa kayu dan vegetasi
awal yang masih tertinggal. Peralatan yang digunakan adalah Rome Harrow 20 disc
dengan diameter 31 inci yang ditarik dengan Bulldozer 155 HP. Awal kegiatan
pembajakan dimulai dari sisi petak paling kiri, kedalaman olah mencapai 25 – 30
cm dan kapasitas kerja mencapai 0,8 jam/ha sehingga untuk satu petak kebun (±
10 ha) dibutuhkan waktu 8 jam mesin operasi. Pembajakan dilakukan merata di
seluruh areal dengan kedalaman diusahakan lebih dari 30 cm dan arah bajakan
menyilang barisan tanaman tebu sekitar 450.
Pembajakan
II dilaksanakan sekitar tiga minggu setelah pembajakan I dengan arah memotong
tegak lurus hasil pembajakan I dan kedalaman olah minimal 25 cm. Peralatan yang
digunakan adalah Disc Plow 3 – 4 disc diameter 28 inci dan traktor 80 – 90 HP.
Bakar Sampah
Kegiatan
bakar sampah bertujuan untuk mempermudah operasional peralatan di areal bekas
tebangan Bundled dan Loose Cane. Jika pengolahan tanah pertama menggunakan Rome
Harrow, maka kegiatan ini tidak perlu dilakukan. Pembakaran sampah dilaksanakan
setelah sampah kering dan arah bakaran harus berlawanan dengan arah angin.
Kapasitas kerja tergantung pada ketebalan sampah. Sampah tebal bekas tebangan
Bundled Cane (hijau) adalah 0,15 HK/ha dan sampah tipis bekas tebangan Bundled
Cane (bakar) adalah 3,00 HK/ha.
Penggaruan
Penggaruan
bertujuan untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan tanah dan meratakan
permukaan tanah. Penggaruan dilaksanakan merata pada seluruh areal dengan
menggunakan alat Baldan Harrow yang ditarik oleh traktor 140 HP.
Pada
areal RPC, tujuan penggaruan adalah untuk menghancurkan bongkahan – bongkahan
tanah hasil pembajakan, mencacah dan mematikan tunggul maupun tunas tanaman
tebu. Penggaruan dilakukan pada seluruh areal bajakan dan menyilang dengan arah
bajakan. Traktor yang digunakan adalah traktor 120 HP dan alat Baldan Harrow
dengan kapasitas kerja 1,15 Ha/jam.
Pengumpulan Akar
Pengumpulan
akar merupakan kegiatan pengumpulan sisa – sisa kayu yang terangkat akibat
pembajakan I, II dan pembuatan alur tanam, dilaksanakan secara manual oleh
tenaga kerja borongan. Akar maupun sisa – sisa kayu dikumpulkan dan ditumpuk
dengan jarak 10 – 15 meter kemudian dibakar di areal tersebut.
Pembuatan Alur Tanam
Pembuatan alur
tanam merupakan kegiatan untuk mempersiapkan tempat bibit tanaman tebu, alur
tanam dibuat menggunakan wing ridger dengan kedlaman lebih dari 30 cm dan jarak
dari pusat ke pusat adalah 1,30 m.
Pembuatan
alur tanam dilaksanakan setelah pemancangan ajir. Traktor berjalan mengikuti arah ajir,
sehingga alur tanam dapat lurus atau melengkung mengikuti arah kontur. Arah kairan harus sedikit menyilang dengan
kemiringan tanah, memudahkan
drainase petak dan memudahkan pada pelaksanaan transportasi tebu. Pada drainase miring, arah kairan ditentukan
sesuai arah kemiringan petak (kemiringan 2%), sedangkan pada lahan kemiringan
lebih dari 5% dibuat teras bangku .
kapasitas kerja adalah sekitar 1 ha/jam.
Penanaman
Pada prinsipnya persiapan bibit yang ditanam di
areal lahan kering sama dengan yang ditanam di sawah. Namun karena kondisi yang terlalu kering
kadang dipakai pula bagal mata 4. Waktu
tanam tebu lahan kering terdiri dari 2 periode, Yaitu :
Periode I
Menjelang musim kemarau (Mei – Agustus) pada
daerah-daerah basah dengan 7 bulan basah dan daerah sedang yaitu 5 – 6 bulan
basah, atau pada daerah yang memiliki tanah lembab. Namun dapat juga diberikan tambahan air untuk
periode ini.
periode II
menjelang musim hujan (Oktober – November) pada
daerah sedang dan kering, yaitu 3 – 4 bulan basah.
Kebutuhan bibit yang akan ditanam adalah 11 mata
tumbuh per meter juringan. Selain itu
juga untuk menghindari penyulaman yang membutuhkan biaya besar. Bibit ditanam dengan posisi mata disamping
dan disusun secara end toend (nguntu walang).
Cara penanaman ini bervariasi menurut kondisi lahan dan ketersediaan
bibit. Perlu diketahui, pada umumnya
kebutuhan air pada lahan kering tergantung pada turunnya hujan, sehingga
kemungkinan tunas mati sangat besar.
Oleh dengan over lapping/double row, tunas yanh hidup disebelahnya
diharapkan dapat menggantikannya.
Cara penanaman tebu bias dilakukan dengancara
sbb :
· Bibit yang
telah diangkut menggunakan keranjang di ecer pada guludan agar mudah
mengambilnya. Kemudian bibit ditanam
merata pada juringan/kairan dan ditutup dengan tanah setebal bibit itu sendiri. Untuk tanaman pertama pada lahan kering
biasanya cenderung anakannya sedikit berkurang dibandingkan dengan tanah
sawah. Sehingga jumlah bibit tiap
juringan diusahakan lebih bila dibandingkan dengan lahan sawah (+ 80ku)
·
Bila pada
saat tanam curah hujan terlalu tinggi, diusahakan tanam dengan cara bibit
sedikit terlihat.
Salam Pertanian.........