Hal tersebut diungkapkan Menteri BUMN, Dahlan Iskan di hadapan petani-petani dalam acara talkshow di Jalan Jafar Shodiq, Kalibening, Tingkir, Salatiga, Selasa (15/5/2012).
"Kenapa begitu? Karena tahun lalu kita impor sapi 350 ribu ekor. Itu kan enggak boleh," katanya dalam acara talkshow "Seminar Nasional Biogasdigester Rumah Solusi Alternatif atas Energi Nasional Pro Rakyat dan Ramah Lingkungan."
Impor sapi sebanyak ratusan ribu ekor tersebut dianggap Dahlan tidak menyelesaikan masalah pertanian bahkan justru menambah beban kehidupan petani.
"Untuk tahun ini 100 ribu, tahun depan kita ingin 300 ribu sapi bisa dipelihara," imbuh Dahlan.
Program pemeliharaan sapi oleh BUMN tersebut hingga kini masih dalam tahap persiapan pengadaan anak sapi. Oleh sebab itu Dahlan berharap pihaknya bisa bekerjasama dengan para petani salah satunya dari Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT) agar programnya bisa segera terealisasi.
"Nanti kita kerjasama dengan SPPQT dengan memelihara sapi lalu anak sapinya kita beli. Jangan takut pasti ada yang beli," katanya.
Sementara itu ketua SPPQT, Khidziq Faisol berharap dengan program dari BUMN tersebut nantinya bisa meningkatkan hasil biogasdigester yang saat ini masih terus ia kembangkan.
"Dengan kotoran 3 ekor sapi saja bisa menghasilkan 6 kubik biogasdisgester yang bisa dimanfaatkan untuk masak dan penerangan. Apalagi dengan 300 ribu ekor," ungkap Faisol.
Selama ini banyak peternak sapi dirugikan oleh impor sapi yang kebanyakan datang dari Australia. Harga dari sapi tersebut jauh lebih rendah dari sapi lokal bahkan hingga 50%. Hal tersebut memaksa peternak menekan harga sapi mereka.