Sebuah
kegelisahan masih mengintai petani kita. Gelisah antara senang dan sedih.
Senang bila pemerintah benar-benar melaksanakan swasembada daging dan sedih
serta sakit hati jika pemerintah mengabaikan program dan tugas mereka. Ada
sedikit tulisan yang sebenarnya lebih banyak fakta mengenai swasembada daging
2014, yang sampai saat ini masih banyak orang yang meragukannya. Lalu, dimana
para pemangku kepentingan apalagi suara mahasiswa khususnya peternakan sebagai pembela rakyat jelata, yang ditindas oleh penguasa yang
dipercaya sebagai penyalur aspirasi rakyat?
Impor
masih menjadi kebiasaan bangsa Indonesia. Sejak republik ini berdiri, nyaris
tidak ada komoditas yang beredar di masyarakat yang tidak diimpor. Produk apa
yang tidak diimpor Indonesia saat ini, nyaris tidak ada jawabannya. Bahkan
Indonesia yang mengklaim sebagai negara agraris, tetap saja mengimpor sebagian
besar komoditasnya, termasuk beras. Demikian pula di sektor peternakan. Hingga
saat ini, untuk memenuhi kebutuhan daging sapi bagi rakyat, pemerintah masih
mengandalkan impor, seperti dari Australia, Selandia Baru, bahkan Amerika
Serikat dan India. Volume impor daging sapi bahkan bisa lebih dari 100 ribu ton
per tahun, baik dalam bentuk sapi atau bakalan maupun daging.
Lalu,
sampai kapan bangsa ini menjadi pengimpor daging sapi? Hal ini memang sudah
masuk dalam rencana pemerintah. Sejak 2000 lalu, pemerintah sudah mencanangkan
untuk swasembada daging. Bahkan program tersebut pernah dua kali dicanangkan,
yakni pada 2005 dan 2010. Hasilnya? gagal total. Indonesia tetap mengimpor daging
sapi hingga saat ini. Swasembada daging pun kembali didengungkan pemerintah dan
targetnya pada 2014 nanti, Indonesia hanya mengimpor daging sapi kurang dari
10% kebutuhan nasional. Mengapa tidak semuanya dipenuhi produk lokal? Karena
memang di alam perdagangan bebas dunia ini, tidak mungkin sebuah negara
menghentikan impor sama sekali.
Melalui
Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) 2014, secara bertahap
pemerintah mengurangi impor. Jika pada 2011, impor mencapai 34,9%, tahun ini
ditargetkan hanya 17,5% atau 84.740 ton. Selanjutnya pada 2013 hanya 13,8% dan
pada 2014 diharapkan tinggal 9,7%. Mampukah kali ini pemerintah merealisasikan
targetnya untuk swasembada daging? Ataukah hanya rencana-rencana belaka yang
tidak tahu kapan realisasi swasembada dan pembuktiannya?