DIOLUHTAN. Pada musim tanam
kali ini, saya dibuat takjub oleh seorang petani sederhana. Petani yang bagitu
konsisten dalam mengelola sawahnya. Tiap hari pasti dia ke sawah, mengamati
perkembangan tanaman padi dari waktu ke waktu. Bentuk cintanya pada tanaman
padinya membuat hasil panen padi
Non Hibrida nya begitu memikat hati. Saya hitung anakkan hasil panennya dalam
satu petak melalui random sebanyak 12 tanaman, rata-rata 20-22 anakkan. Bahkan
di satu petak yang lain, saya hitung di bagian pinggirnya, rata-rata anakkan
dengan 7 sampel di atas 30. Padahal sawahnya adalah sawah tadah hujan.
Mengapa saya
takjub? dia tak melakukan penyemprotan pestisida/insektisida sama sekali. Dia
hanya membutuhka ratusan bahkan lebih katak dan anak katak, capung,
laba-laba dan predator lainya untuk
menyeimbangkan habitat sawahnya. Kemudian, dia juga tak terlalu banyak
menggunakan pupuk buatan.
Apa yang
diperbuatnya? memberikan kotoran sapi dan mengembalikan jerami padinya ke
sawah. Untuk jerami padi, petani ini memasukan ke sawah dalam jumlah banyak.
Ternyata, di sinilah letak jawaban : JERAMI PADI.
Dalam satu penelitian yang
dilakukan oleh Sugiyatna dan teman2, dinyatakan bahwa bila padi sawah
menghasilkan jerami dengan bobot kering 5-7 ton maka di dalamnya terdapat
kandungan hara N sekitar 49 kilogram. Untuk hara P2O5 sekitar 16 kg. Dan untuk
K2O sekitar 145 kg. ( Sumber Sinar Tani )
Coba kita hitung
kandungan hara tsb dalam bentuk pupuk yang ada di pasaran. Setelah saya hitung
ternyata :
Hara N sebesar 49 kg setara dengan 106,5 kg UREA atau 233,3 pupuk ZA
Hara P2O5 sebesar 16 kg setara dengan 44,44 kg SP-36/TS-36 atau 88,88
SP-18
Hara K2O sebesar 145 kg setara dengan 241,6 kg KCL(60)
Dari angka itu,
ada yang Luar Biasa. Kandungan K2O nya atau hara yang ada pada pupuk KCL.
Ternyata, disinilah rahsianya mengapa sawah petani yang saya sebutkan di atas
begitu memikat hati walau dipupuk sekedarnya. Di samping pupuk kandang kotoran
sapi.
Mengapa jerami
begitu dahsyat bila dimasukan kembali ke sawah :
Pertama, tanah sawah jadi sehat. Bila jerami dimasukan drainase
sawah jadi bagus. Perputaran oksigen lancar.
Kedua, jerami menjadi media biak bagi mikroorganisme dan
jesad renik. Setelah hal itu terjadi, berkembanglah cacing-cacing kecil.
Selanjutnya berkembanglah anak katak, capung dll.
Ketiga, terjadinya proses kimia di dalam sawah, melalui proses yang
rumit terjadi penguraian hara di dalamnya sehingga keberadaan hara mudah
diserap oleh akar tanaman.
Keempat, di dalam jerami padi seperti yang saya jelaskan sudah
terdapat hara N, P, K dll sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk
anorganik/kimia. Dengan demikian dapat menghemat pengeluaran petani.
Kelima, dll
Kalau melihat
fungsi jerami yang begitu dahsyat dan menguntungkan, mengapa para petani tak
mau atau tak sempat melirik potensi yang demikian besar. Apalagi keberadaan
jerami ada di depan mata.
Dari Berbagai Sumber