Secara
umum, pupuk dibagi menjadi 2 : Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik. Pupuk
Anorganik ini dikenal sebagai pupuk buatan. pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan
tujuan dan spesifikasi tertentu. Untuk mengenal pupuk jenis ini, sebaiknya kita
mengenal beberapa karakteristik yang melingkupinya, antara lain :
1.
Kandungan Unsur Hara atau Analisis Pupuk
Kadar
unsur hara tertentu yang dikandung pupuk jenis ini disebut dengan analisis
pupuk. Untuk kadar unsur hara makro dinyatakan dalam satuan persen, sedang
kadar unsur hara mikro nyatakan dalam satuan ppm (part per milion atau
persejuta). Analisa pupuk ini selalu tertera pada kemasan pupuk tersebut.
Jenis
unsur hara yang dikandung suatu pupuk tidak dinyatakan sebagai unsur tunggal
tetapi dinyatakan dalam persentase total N (total amonium dan nitrat), P2O5 dan
K2O. Jenis pupuk yang sama belum tentu mengandung analisa yang sama. Contohnya
adalah Urea ( 46 % N), SP-36 ( 36 % P2O5), KCl (60 % K2O), NPK Kuda Laut ( 15 7
8 ) dan lain-lain.
Bila
kita jumlahkan seluruh angka prosentase pada analisis pupuk majemuk, maka angka
ini tidak pernah akan mencapai 100 %. Penyebabnya adalah di dalam pupuk
terdapat unsur kimia lain yang bukan unsur hara tetapi keberadaannya diperlukan
supaya bahan pupuk dapat dibentuk menjadi kristal atau butiran-butiran
2. Higroskopisitas
Higroskopis
adalah sifat pupuk yang berkaitan dengan potensinya atau kemampuannya untuk
mengikat uap air dari udara bebas. Suatu pupuk dikatakan sangat bersifat
higroskopis adalah bila ditempatkan pada tempat terbuka mudah sekali mencair.
Urea adalah salah satu contoh yang bersifat higroskopis.
Sifat
higroskopis ini sangat menentukan daya simpan dan penanganan penyimpanan pupuk
tersebut. Misalnya pupuk yang bersifat higroskopis sebaiknya tidak disimpan
terlalu lama dan harus disimpan dalam wadah yang kedap udara, bila tidak pupuk
akan cepat mencair atau menggumpal dengan cepat.
3.
Daya Larut
Daya
larut adalah merupakan kemampuan suatu jenis pupuk untuk terlarut di dalam air.
Daya larut ini akan menentukan cepat atau lambat unsur hara yang ada didalam
pupuk untuk dapat diserap tanaman atau hilang karena pencucian / tercuci. Jenis
pupuk dengan daya larut yang tinggi akan cepat tersedia serta mudah diserap
oleh tanaman, namun juga akan mudah tercuci oleh hujan atau pengairan.
Pada
umumnya pupuk yang memiliki kandungan Nitrogen yang tinggi mempunyai daya larut
yang tinggi pula.
4.
Reaksi Pupuk
Yang
dimaksud dengan reaksi pupuk adalah bila suatu jenis pupuk diberikan pada
tanah, maka pH tanah dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah.
Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah menurun, maka pupuk tersebut bereaksi
asam terhadap tanah. Bila Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah naik, maka
jenis pupuk tersebut bereaksi basa terhadap tanah.
Secara
umum, pupuk yang beredar dipasaran, menyebabkan pH tanah turun. Artinya, reaksi
tanah bersifat asam kepada pupuk yang diberikan.
5.
Indek Garam (Salt Index)
Pemberian
pupuk pada tanah akan meningkatkan konsentrasi atau kadar garam di dalam
larutan tanah. Peningkatan kadar / konsentrasi garam dalam tanah ini akan
menaikkan tekanan osmosis larutan tanah, sehingga terhadap proses penyerapan
unsur hara. Larutan tanah dengan osmosis yang tinggi dapat menyebabkan larutan
unsure hara tidak dapat diserap oleh tanaman, tetapi sebaliknya yakni cairan
sel justru yang akan keluar dari akar atau disebut dengan plasmolisis jaringan
akar. Gejala ini disebut dengan Salt injury. Ciri-cirinya daun layu, menguning
dan kering seperti terbakar.
Pupuk
dengan indek garam yang tinggi sangat berpotensi menyebabkan terjadinya salt
injury. Pupuk yang memiliki indek garam yang tinggi harus ditempatkan lebih jauh
dari perakaran tanaman dibandingkan dengan pupuk dengan indek garam rendah.Semoga bermanfaat....
Dari Berbagai Sumber