Senada,
praktisi bebek Dani Garnida seperti yang dikutip dalam Majalah Trobos edisi
Oktober 2011 mengutarakan bebek yang diangon biasanya akan sering timbul
penyakit lumpuh. Akibat memakan bangkai atau belatung atau juga keracunan jamur
(alfatoksin pada makanan).
Technical
Support Medion, Drh Christina Lilis pun membenarkan
bahwa di lapangan kasus penyakit lumpuh akibat penyakit botulismus infeksi
oleh bakteri Clostridium botulinum karena bebek sering memakan
bangkai memang sering terjadi. Dampak yang ditimbulkan biasanya berupa
penurunan produksi telur dan penurunan berat badan bahkan kematian. “Kalau
sudah begini gejala yang paling sering terlihat leher bebek yang lunglai
seperti tidak bertulang, tidak tegap setelah memakan bangkai yang sudah 1-3
hari. Beberapa jam kemudian leher lunglai ini akan berujung pada kematian,” kata
Lilis.
Jika
sudah terserang penyakit lumpuh, Santoso (peternak) hanya memberikan minyak
goreng dan es batu yang dicekokkan ke dalam mulut bebek. Menurutnya minyak
goreng dan es batu cukup ampuh untuk menanggulangi masalah lumpuh yang diderita
oleh bebek. Takaran yang biasanya diberikan (minumkan) Santoso yaitu es batu
sebanyak 3 – 4 bulatan kemudian baru dikasih 3 – 5 cc minyak goreng. “Maka yang lumpuh itu langsung sembuh dan
bangun,” ujarnya.
Tentang
hal ini, Lilis memberikan analisanya. Pemberian minyak goreng akan membuat
bebek merasa haus dan merangsang untuk minum sebanyak-banyaknya. “Jika
bebek banyak minum, maka kadar air di dalam tubuh bebek, khususnya di dalam
darah akan meningkat dan konsentrasi racun di dalam darah akan lebih encer dan
daya kerjanya berkurang. Dengan demikian angka kematian diharapkan dapat
diminimalkan,” jelasnya.
Pemberian
es batu, lanjut Lilis, juga dimaksudkan untuk memberi asupan air dengan porsi
yang banyak dalam waktu cepat ke dalam tubuh bebek sehingga proses yang terjadi
kurang lebih sama dengan pemberian minyak goreng. Namun hal ini belum pernah
dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut. Ditambahkan Dani, penyakit lumpuh
juga bisa diantisipasi dengan pemberian air kelapa muda (dengan) atau air susu
skim.
Sumber : Majalah Trobos edisi Oktober 2011