Selaput ekstra embrionik atau selaput fetus
berfungsi pada kehidupan sebelum lahir. Selaput itu tidak menjadi bagian dari
tubuh embrio dan akan dikeluarkan dari dalam tubuh induk pada waktu kelahiran. Selaput
ekstra embrionik terdiri atas kantong kuning telur, amnion, alantois, dan
korion.
Kantong Kuning Telur
Banyaknya kuning telur yang terdapat dalam kantong
kuning telur tergantung pada tipe sel telur. Kantong kuning telur berupa sebuah
kantong berisi kuning telur. Kantong kuning telur dihubungkan dalam tubuh
embrio oleh tangkai kuning telur.
Pada mamalia Kantong
kuning telur berfungsi hanya beberapa minggu sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah pertama ekstra embrio dan untuk menyalurkan bahan makanan dari jaringan
trofoblas ke dalam tubuh embrio. Kantong kuning telur tumbuh pada awal
pertumbuhan embrio, sebelum terbentuknya amnion dan alantois. Pertumbuhan
kantong kuning telur terhenti setelah amnion dan alantois terbentuk seutuhnya.
Karena itu kantong kuning telur yang sesungguhnya pada mamalia dapat dikatakan
tidak ada. Pada ayam, sekitar hari ke 18-19 masa pengeraman, kantong kuning
telur ditarik masuk kedalam ruang perut. Penyerapan kuning telur terus
berlangsung hingga hari ke 5-6 setelah telur menetas, pada waktu itu ukuran
kantong kuning telur semakin kecil dan menjadi bagian dinding usus.
Amnion
Amnion hanya
terdapat pada makluk yang embrionya tidak dapat hidup dalam air. Embrio ikan
atau kodok tidak mempunyai amnion, oleh karena itu, hewan demikian disebut
anamniota. Sel telur hewan tersebut dibebaskan dalam air dan berkembang menjadi
larva. embrio reptil, burung dan mamalia dilindungi oleh amnion, oleh karena
itu, hewan-hewan tersebut dinamakan amniota. Amnion berfungsi untuk : 1) Mencegah embrio dari
kekeringan, 2) Mencegah perlekatan embrio pada selaput ekstra embrionik lain, 3) melindungi embrio dari goncangan, 4)
memberikan keleluasaan perubahan posisi pada embrio.
Korion
Pada mamalia korion
berasal dari jaringan trofoblas. Pada proses pembentukan plasenta, korion merupakan
bagian plasenta dari fetus. Korion kaya akan pembuluh darah, oleh karena itu
bahan-bahan berupa gas bisa melewati korion masuk kedalam peredaran darah induk
dan fetus, tetapi bakteri tidak dapat melewati selaput tersebut.
Alantois
Dinding allantois bersatu dengan korion
membentuk selaput korioalantois. Pada reptilia dan burung selaput korioalantois
berhubungan dengan dinding dalam kulit telur, dengan demikian kapiler-kapiler
darah langsung berhubungan dengan hawa luar melalui pori-pori kerabang telur. Fungsi alantois ialah : 1) sebagai kantong
urin ekstra embrional. Cairan alantois berasa1 dari sisa metabolisme embrio
yang berbentuk asam urat; 2) sebagai paru-paru ekstra embrionik. Hal itu
disebabkan karena di bagian luar dinding alantois terdapat area vaskulosa,
yaitu daerah korioalantois; 3) untuk menyerap albumen pada telur reptilia,
burung; 4) merupakan bagian plasenta foetus pada mamalia berplasenta.