Banyak hal yang berhubungan dengan manajemen praktis
dalam bidang reproduksi ternak dapat dilakukan melalui palpasi per rektal.
Dengan memanfaatkan elastisitas dinding rektum, kita dapat mengeksplorasi organ
reproduksi yang terletak dibawahnya.
Dengan palpasi per rektal kita dapat mendiagnosa
kebuntingan terutama setelah 45 hari, sehingga program breeding berikutnya
dapat dilakukan sesegera mungkin. Kita juga dapat menuntun insemination gun
melewati cervix sehingga jumlah spermatozoa yang dibutuhkan (dosis IB) jauh
lebih sedikit.
Hal yang sama juga pada pemasukan kateter uterin sehingga
pengobatan intra-uterin dapat dilakukan seefektif mungkin. Beberapa
penyimpangan reproduksi akibat disfungsional ovarium atau saluran reproduksi
dapat didiagnosa sedini mungkin sehingga pengobatan dan penanggulangannya dapat
dilakukan sesegera mungkin, termasuk penanganan distokia (membantu kelahiran
dan mengatur fetus pada posisi yang normal dan lain-lain).
Namun perlu
diketahui bahwa palpasi per rektal hanya dapat digunakan pada ternak besar
seperti sapi, kerbau dan kuda dimana tangan kita dapat memasuki rektum. Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah dinding rektum terdiri dari lapisan mukosa
yang mudah lecet, rusak dan bahkan luka.
Perlakuan yang terlalu kasar, kuku yang panjang dan tajam akan mudah melukai dinding rektum sehingga
menimbulkan darah. Cincin,
gelang dan jam tangan serta assesoris tangan lainnya harus ditanggalkan sebelum
memasukan tangan ke dalam rektum. Pemakaian sarung tangan (glove) plastik atau
karet penting untuk menghindarkan terkontaminasinya tangan oleh feces.
Pemakaian glove juga akan menghindari penular penyakit tertentu seperti brucellosis yang sangat
berbahaya kepada
tenaga teknis yang melakukan palpasi.
Dari Berbagai Sumber