Diagnosa
kebuntingan dengan palpasi per rektal adalah metode yang paling praktis dan
mudah dilakukan serta memiliki tingkat keakuratan yang tinggi
yaitu mencapai 90%. (baca pula : cara/metode pemeriksaan kebuntingan pada Sapi).
Tingkat
keakuratannya bahkan sama dengan menggunakan assay hormon progesteron baik pada
plasma darah maupun air susu. Karena alasan tersebut metode ini telah dilakukan
secara meluas walaupun hanya dapat dilakukan paling cepat 45 sampai 60 setelah
kawin (tetapi pemeriksaan yang terampil dapat mengdiagnosa kebuntingan 30
hari). Diagnosa kebuntingan sebelum umur kebuntingan tersebut dapat dilakukan
dengan assay hormon progesteron.
Sebelum
melakukan PKB, beberapa prasyarat harus dipenuhi terlebih dahulu. Tangan harus
bersih, kuku pendek, semua assesoris tangan harus ditanggalkan dan mengenakan
sarung tangan. Ternak sapi telah diikat pada kandang jepit yang disiapkan.
Licinkan tangan dengan air dan sabun kemudian berdiri di belakang sapi dengan
posisi kaki kiri di depan. Pegang dan sedikit tarik ekomya sehingga posisi sapi
akan sedikit terdorong ke depan, cara ini juga akan mencegah
sapi untuk menendang. Masukan tangan yang berbentuk kerucut (seluruh ujung jari
disatukan) melalui anus dengan dengan cara memutar dan mendorong tangan ke dalam
rekrtum.
Setelah
tangan memasuki rektum, keluarkan feces (bila ada) karena dapat menghalangi
tangan kita meraba organ reproduksi. Caranya
adalah dengan memasukan tangan agak jauh ke depan pada posisi tertelungkup dan
kemudian menariknya pada posisi yang berlawanan sehingga sebagian feces pada
bagian caudal telapak tangan kita akan keluar melalui bagian atas lengan. Cara
ini dapat menghindarkan kotornya vulva oleh feces. Harusnya diperhatikan ketika
menarik tangan diusahakan untuk tidak sampai keluar rektum karena udara akan
masuk mengantikan feces yang keluar.
Apabila
tangan sering keluar masuk rektum, temak menjadi kembung. Pada keadaan demikian
kita tidak dapat meraba apalagi memegang organ reproduksi. Apabila
hal ini tetap
terjadi, maka masukan tangan sedalam-dalamnya sampai ke
cincin peristaltik. Dengan demikian ternak akan terangsang untuk kentut
(mengeluarkan udara). Bila cara ini tidak berhasil, cara lain dapat ditempuh
yaitu dengan menarik tangan perlahan-lahan mengenai dinding
rektum sambil
menepukan tangan ke salah satu dinding rongga perut.
Setelah
feces dikeluarkan, tekankan tangan ke bagian bawah dan raba bagian pinggir
cranial lantai pelvis. Apabila tidak menemukan organ reproduksi atau sejenis otot yang
menggantung di daerah tersebut berarti ada dua kemungkinan,
yakni kemungkinan pertama bahwa seluruh organ reproduksi
masih berada di rongga
pelvis yang berarti
ternak tersebut tidak bunting (80-90 %), atau bunting tetapi umur kebuntingan
masih dibawa 1.5 bulan (10-20 %). Jadi ketika mendapatkan
sapi dalam kondisi seperti ini berarti ada dua
kemungkinan dapat terjadi yaitu ternak tersebut tidak bunting atau bunting
mudah (kurang dari dua bulan).
Untuk lebih menguatkan
kita pada dua dugaan tersebut, maka ada dua langkah penting yang harus
dilakukan, yakni :
- Menarik tangan secara perlahan-Iahan ke lantai pelvis sampil mencari dan menentukan ada -tidaknya organ reproduksi secara lengkap yang biasanya pada ternak tidak bunting selalu berada di legok lantai pelvis.
- Namun apabila setelah langka pertama dilakukan dan tidak menemukan adanya organ reproduksi ternak tersebut di lantai pelvis, maka masukan tangan lebih jauh hingga menjangkau rongga pelvis, untuk memastikan ada kebuntingan yang terjadi disana.